JAKARTA. Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tubagus Hasanuddin meminta proses investigasi jatuhnya pesawat jenis Fokker 27-500 milik TNI AU nomor registrasi A2708 dilakukan dengan transparan. Tubagus menilai, hasil investigasi nanti akan menjadi pertanggungjawaban internal TNI AU. Menurut Tubagus, hasil investigasi akan menjadi pertimbangan TNI AU untuk tetap menggunakan lima unit pesawat jenis Fokker lainnya atau tidak. Pasalnya, pesawat rakitan tahun 1975 itu memang akan diganti operasionalnya dengan jenis Cessna atau CN 295 pabrikan Spanyol. "Walaupun investigasi tidak transparan ke publik, tetapi harus transparan di lingkungan TNI AU. Karena bisa sebagai bahan pertimbangan apakah masih akan dipakai lagi atau tidak, Fokker yang masih dimiliki TNI AU. Kalau tidak, kami akan minta pengiriman pesawat baru datang lebih cepat lagi," tutur TB Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (22/6). Hasanuddin menjelaskan, bahwa lima unit pesawat Fokker 27-500 yang masih dimiliki oleh TNI AU masih berstatus layak terbang. Meski begitu, lanjut Hasan, pihaknya lebih mendukung digunakannya pesawat CN 295 yang telah dipesan dari Spanyol sebagai alat kelengkapan TNI AU. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut bahwa pada Oktober mendatang, sedikitnya tiga unit pesawat CN 295 akan mendarat di Indonesia dan siap digunakan oleh TNI AU. "Sampai dengan 2014 nanti, diharapkan 10 unit pesawat CN 295 yang dipesan bisa rampung," katanya. Kamis (21/6) kemarin, pesawat latih berjenis Fokker 27-500 milik TNI AU jatuh di perumahan saat melakukan latihan touch and go di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 14.43 WIB Kamis (21/6). Pesawat dengan nomor registrasi A2708 itu jatuh menimpa permukiman warga di Jalan Branjangan, RW 11, Kompleks Rajawali TNI AU, di Bandara Halim Perdanakusuma. Menurut seorang warga yang enggan disebut namanya, ada setidaknya lima rumah yang tertimpa pesawat tersebut. Atas peristiwa tersebut, 11 orang meninggal dunia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR minta TNI transparan investigasi Fokker-27
JAKARTA. Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tubagus Hasanuddin meminta proses investigasi jatuhnya pesawat jenis Fokker 27-500 milik TNI AU nomor registrasi A2708 dilakukan dengan transparan. Tubagus menilai, hasil investigasi nanti akan menjadi pertanggungjawaban internal TNI AU. Menurut Tubagus, hasil investigasi akan menjadi pertimbangan TNI AU untuk tetap menggunakan lima unit pesawat jenis Fokker lainnya atau tidak. Pasalnya, pesawat rakitan tahun 1975 itu memang akan diganti operasionalnya dengan jenis Cessna atau CN 295 pabrikan Spanyol. "Walaupun investigasi tidak transparan ke publik, tetapi harus transparan di lingkungan TNI AU. Karena bisa sebagai bahan pertimbangan apakah masih akan dipakai lagi atau tidak, Fokker yang masih dimiliki TNI AU. Kalau tidak, kami akan minta pengiriman pesawat baru datang lebih cepat lagi," tutur TB Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (22/6). Hasanuddin menjelaskan, bahwa lima unit pesawat Fokker 27-500 yang masih dimiliki oleh TNI AU masih berstatus layak terbang. Meski begitu, lanjut Hasan, pihaknya lebih mendukung digunakannya pesawat CN 295 yang telah dipesan dari Spanyol sebagai alat kelengkapan TNI AU. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut bahwa pada Oktober mendatang, sedikitnya tiga unit pesawat CN 295 akan mendarat di Indonesia dan siap digunakan oleh TNI AU. "Sampai dengan 2014 nanti, diharapkan 10 unit pesawat CN 295 yang dipesan bisa rampung," katanya. Kamis (21/6) kemarin, pesawat latih berjenis Fokker 27-500 milik TNI AU jatuh di perumahan saat melakukan latihan touch and go di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 14.43 WIB Kamis (21/6). Pesawat dengan nomor registrasi A2708 itu jatuh menimpa permukiman warga di Jalan Branjangan, RW 11, Kompleks Rajawali TNI AU, di Bandara Halim Perdanakusuma. Menurut seorang warga yang enggan disebut namanya, ada setidaknya lima rumah yang tertimpa pesawat tersebut. Atas peristiwa tersebut, 11 orang meninggal dunia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News