JAKARTA. Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Golkar, Gandung Pardiman, meminta pemerintah tak tergesa-gesa merealisasikan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Alasannya, proyek tersebut akan banyak menyedot keuangan negara. Gandung memahami jika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengaku pesimistis jika megaproyek JSS mulai dibangun pada tahun 2014. Sebab, kendala teknis dalam pelaksanaan megaproyek tersebut sangat tinggi. "Kalau pembangunannya terwujud, JSS itu akan menjadi jembatan terpanjang di dunia dengan jarak 31 kilometer. Selain itu, ketinggiannya mencapai 70 meter. Jembatan Suramadu yang kecil saja anginnya begitu kencang. Nanti Anda bisa bayangkan sendiri kencangnya angin di JSS," kata Gandung saat dihubungi KONTAN, Senin, (29/7). Gandung menambahkan, besarnya biaya yang diperlukan untuk pembangunan JSS juga menjadi persoalan serius. Ia yakin, sampai kapan pun Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia tak akan kuat membiayai sendiri pembangunan JSS. Kondisi tersebut, mau tidak mau, membuat pemerintah harus menyertakan Konsorsium BUMN dan kemungkinan melibatkan asing. "Tetapi saya keberatan kalau asing terlibat karena pasti mereka nanti yang menikmati keuntungan terbesar. Jadi pemerintah sebaiknya tak tergesa-gesa mengambil keputusan," kata Gandung. Namun demikian, Gandung tak berani memastikan apakah megaproyek JSS harus dihentikan atau tidak. Menurutnya, DPR masih akan menunggu hasil studi kelayakannya (feasibility studies). "Semoga nanti setelah reses Komisi V sudah mendapat hasil untuk bisa membahas lebih jauh," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, nasib megaproyek JSS mendapat tantangan berat. Menurut Hatta, problem pendanaan melalui APBN atau swasta masih menjadi kendala utama. Biaya pembangunan JSS diperkirakan menyedot dana Rp 200 triliun. Pembangunan JSS yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera diperkirakan memakan waktu 10 tahun. Jika proyek dimulai 2013, dengan studi kelayakan selama 2 tahun, maka pembangunan JSS akan selesai pada tahun 2025.
DPR pesimistis proyek JSS bisa terlaksana
JAKARTA. Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Golkar, Gandung Pardiman, meminta pemerintah tak tergesa-gesa merealisasikan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Alasannya, proyek tersebut akan banyak menyedot keuangan negara. Gandung memahami jika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengaku pesimistis jika megaproyek JSS mulai dibangun pada tahun 2014. Sebab, kendala teknis dalam pelaksanaan megaproyek tersebut sangat tinggi. "Kalau pembangunannya terwujud, JSS itu akan menjadi jembatan terpanjang di dunia dengan jarak 31 kilometer. Selain itu, ketinggiannya mencapai 70 meter. Jembatan Suramadu yang kecil saja anginnya begitu kencang. Nanti Anda bisa bayangkan sendiri kencangnya angin di JSS," kata Gandung saat dihubungi KONTAN, Senin, (29/7). Gandung menambahkan, besarnya biaya yang diperlukan untuk pembangunan JSS juga menjadi persoalan serius. Ia yakin, sampai kapan pun Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia tak akan kuat membiayai sendiri pembangunan JSS. Kondisi tersebut, mau tidak mau, membuat pemerintah harus menyertakan Konsorsium BUMN dan kemungkinan melibatkan asing. "Tetapi saya keberatan kalau asing terlibat karena pasti mereka nanti yang menikmati keuntungan terbesar. Jadi pemerintah sebaiknya tak tergesa-gesa mengambil keputusan," kata Gandung. Namun demikian, Gandung tak berani memastikan apakah megaproyek JSS harus dihentikan atau tidak. Menurutnya, DPR masih akan menunggu hasil studi kelayakannya (feasibility studies). "Semoga nanti setelah reses Komisi V sudah mendapat hasil untuk bisa membahas lebih jauh," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, nasib megaproyek JSS mendapat tantangan berat. Menurut Hatta, problem pendanaan melalui APBN atau swasta masih menjadi kendala utama. Biaya pembangunan JSS diperkirakan menyedot dana Rp 200 triliun. Pembangunan JSS yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera diperkirakan memakan waktu 10 tahun. Jika proyek dimulai 2013, dengan studi kelayakan selama 2 tahun, maka pembangunan JSS akan selesai pada tahun 2025.