DPR: Rencana impor LNG dari Singapura itu aneh



KONTAN.CO.ID - Pemerintah mewacanakan untuk mengimpor Liquied Natural Gas (LNG) dari Singapura. Rencana tersebut ditanggapi oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi’ Munawar.

Rofi' bilang jika kebijakan ini sampai terjadi, dirinya melihat bahwa road map pengembangan gas nasional semakin tidak jelas. Karenanya perlu dilakukan audit neraca gas nasional yang komprehensif agar angka proyeksi kebutuhan sesuai dengan kemampuan produksi gas domestik.

“Rasanya aneh kita harus mengimpor LNG dari Singapura, karena secara faktual mereka tidak punya ladang gas. Impor ini dipastikan bukan transaksi yang langsung dari produsen utama tapi melalui perantara atau trader. Tawaran Singapura secara harga mungkin efisien hingga ke titik serah, namun jika sudah ke titik distribusi bisa melonjak,” ujar Rofi’ Munawar dalam keterangan pers, Kamis (24/7).


Rofi mencermati tren kenaikan lifting gas harusnya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mengatur tata kelola dan tata niaga gas yang lebih efisien. "Bukan kemudian secara terburu-buru mengambil langkah impor," ujarnya.  

Sebagaimana diketahui, angka lifting gas untuk nasional Pemerintah telah menetapkan angka 1,15 juta barel per hari (bph) pada Anggaran Penerimaan Belanja Negara Perubahan (APBN P) 2017 dan telah menetapkan target mencapai 1,20 juta bph untuk RAPBN tahun 2018.

“Kita menyadari gas adalah energi tak terbarukan yang suatu saat bisa habis tak tersisa.Tapi dari apa yang ada saat ini saja belum bisa termanfaatkan dengan optimal. Pemerintah perlu melakukan langkah segera terhadap proyek-proyek pengembangan lapangan gas (project supply dan potential supply) yang ada saat ini maupun dimasa yang akan datang," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini