DPR setujui RUU APBN 2020 untuk dibahas lebih lanjut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 untuk dibahas lebih lanjut. Keputusan itu disampaikan oleh kesepuluh fraksi partai DPR.

Dalam RAPBN 2020 tercatat asumsi dasar makro ekonomi sebagai berikut. Pertumbuhan ekonomi pada 2020 diproyeksikan berada di level 5,3%. Pengendalian inflasi di level 3,1%. Sementara suku bunga SPN sebesar 5,4%.

Selanjutnya nilai tukar rupiah diramal sebesar Rp 14.400 per dolar AS. Harga minyak mencapai US$ 65 per barel. Sementara, lifting minyak mencapai 734.000 barel per hari dan lifting has 1.191 barel per hari.


Baca Juga: Kemenkeu mengimbau BPH Migas agar subsidi solar dapat dikendalikan

Di sisi lain, pendapatan negara pada 2020 diasumsikan mencapai Rp 2.221,5 triliun. Sedangkan belanja negara sebesar Rp 2.528,8 triliun.

Fraksi PDIP Eni Esjayanti mengapresiasi pertumbuhan ekonomi naik Indonesia yang selalu naik. Hal tersebut mampu membuat persentase pengangguran dan penduduk miskin turun dari 2015-2019.

“Diharapkan, dengan APBN 2020 sumber daya manusia semakin mampu bersaing dengan global, sesuai dengan visi Bung Karno yang membangun manusia tidak hanya materiil tapi juga moral,” kata Eni saat Rapat Paripurna RUU APBN 2020, Kamis (22/8).

Baca Juga: Ekonom BCA nilai langkah BI untuk pangkas suku bunga tepat

Eni berhadap pemerintah dapat memperkecil defisit anggaran pada tahun 2020 dan harus dijaga serta diawasi dengan baik. Dia berharap pemerintah dapat mendorong semua pihak agar Indonesia bisa berubah dari negara konsumen ke produsen guna menggenjot pertumbuhan nasional.

Di sisi lain, Fraksi Partai Golkar John Kennedy Azis mengatakan tahun ini bisa dipahami pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di bawah target karena sentimen internal dan eksternal. Meski, perang dagang masih menghantui sampai dengan tahun depan.

Dia berharap pemerintah bisa mengambil peluang dalam perdagangan dan membuat program prioritas industri agar ekspor dam UMKM menggeliat. Selain itu diharapkan ketidakpastian dari global diimbangi dengan mitigasi kebijakan fiskal dalam tataran 2020.

Baca Juga: Pemerintah pesimistis terhadap penerimaan PNBP karena faktor ini

Sementara, fraksi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono mengatakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 5,3% terlalu ambisius. Dia berkaca sejak tahun 2014 sampai semester I 2019 proyeksi pertumbuhan ekonomi selalu di bawah target.

“Target pertumbuhan ekonomi pada 2020 terlalu ambisius. Penerimaan pajak terus meleset, sementara belanja negara tidak tepat sasaran,” kata Bambang dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Kamis (22/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .