JAKARTA. Setelah melalui perdebatan alot, Komisi VII DPR akhirnya menyepakati target lifting minyak dan patokan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) usulan pemerintah tahun anggaran 2011. Lifting minyak tetap di angka 970.000 barel per hari. Sedang ICP tidak bergeser pada harga US$ 80 per barel. Awalnya, pembahasan dua hal tersebut berjalan cukup sengit. Pembahasan tersebut berlangsung mulai dari pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB. Seperti biasa, banyak anggota DPR yang mengajukan interupsi terkait usulan tersebut. Umumnya, mereka tidak puas dengan target-target itu. Anggota DPR dari Fraksi PKS, PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, PKB, dan Hanura meminta pemerintah menaikkan target lifting minyak menjadi 975.000 barel per hari. Sedang untuk ICP, mereka meminta turun menjadi sekitar US$ 77-US$ 80 per barel. Sementara anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat dan PAN menolak usulan rekan-rekannya dan lebih menyetujui usulan pemerintah. Tarik ulur pendapat pun terjadi. Namun, setelah melalui lobi-lobi tertutup selama dua kali, DPR menyepakati usulan pemerintah. "Kita tidak mendesak pemerintah untuk membuat target yang tinggi. Sebab, kita ingin angka yang realistis," kata Ketua Komisi VII, Teuku Riefky Harsa, usai rapat kerja dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta BP Migas, Kamis (2/9). Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh bilang, target lifting dan ICP yang diusulkan pemerintah adalah angka realistis yang bisa dicapai pemerintah. Namun, bukan tidak mungkin target tersebut bisa terlampaui. "Kami akan tetap berusaha untuk melebihi target tersebut, terutama terkait lifting minyak," kata Darwin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DPR setujui lifting minyak usulan pemerintah
JAKARTA. Setelah melalui perdebatan alot, Komisi VII DPR akhirnya menyepakati target lifting minyak dan patokan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) usulan pemerintah tahun anggaran 2011. Lifting minyak tetap di angka 970.000 barel per hari. Sedang ICP tidak bergeser pada harga US$ 80 per barel. Awalnya, pembahasan dua hal tersebut berjalan cukup sengit. Pembahasan tersebut berlangsung mulai dari pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB. Seperti biasa, banyak anggota DPR yang mengajukan interupsi terkait usulan tersebut. Umumnya, mereka tidak puas dengan target-target itu. Anggota DPR dari Fraksi PKS, PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, PKB, dan Hanura meminta pemerintah menaikkan target lifting minyak menjadi 975.000 barel per hari. Sedang untuk ICP, mereka meminta turun menjadi sekitar US$ 77-US$ 80 per barel. Sementara anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat dan PAN menolak usulan rekan-rekannya dan lebih menyetujui usulan pemerintah. Tarik ulur pendapat pun terjadi. Namun, setelah melalui lobi-lobi tertutup selama dua kali, DPR menyepakati usulan pemerintah. "Kita tidak mendesak pemerintah untuk membuat target yang tinggi. Sebab, kita ingin angka yang realistis," kata Ketua Komisi VII, Teuku Riefky Harsa, usai rapat kerja dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta BP Migas, Kamis (2/9). Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh bilang, target lifting dan ICP yang diusulkan pemerintah adalah angka realistis yang bisa dicapai pemerintah. Namun, bukan tidak mungkin target tersebut bisa terlampaui. "Kami akan tetap berusaha untuk melebihi target tersebut, terutama terkait lifting minyak," kata Darwin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News