DPUM melebarkan sayap ke Timur



PATI. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) berniat menggelar ekspansi ke Indonesia Timur. Perusahaan pengolah hasil laut ini berniat membangun fasilitas cold storage dan pengolahan baru di Maluku Utara.

Direktur DPUM Indra Afriadi berujar bahwa pabrik baru ini akan menampung hasil laut dari kawasan Indonesia timur. "Kapasitas pengolahan hanya sebesar 3ton–5 ton per hari karena tidak ditanami mesin canggih seperti di pabrik Pati," kata Indra, di Pati, Jawa Tengah, Kamis (10/8).

Pabrik baru ini dibangun di lahan seluas 1 hektare (ha). Saat ini konstruksi fasilitas pendingin sudah berjalan. DPUM menargetkan, pembangunan pabrik baru ini bisa rampung di akhir tahun. DPUM menginvestasikan Rp 50 miliar untuk membangun fasilitas pengolahan di Maluku Utara ini.


Dana investasi berasal dari hasil IPO sebesar Rp 30 miliar dan sisanya dari kas internal. Selain itu, Dua Putra juga meresmikan pabrik keempat di Pati, kemarin (10/8). DPUM mulai mengoperasikan pabrik pengolahan di Pati dengan kapasitas 100 ton per hari ini untuk pengolahan udang, gurita, dan cumi-cumi.

Sebelumnya kapasitas pengolahan DPUM baru 5-8 ton per hari. Kapasitas pengolahan ikan filet juga naik dari 5 ton per hari menjadi 13 ton per hari. DPUM juga mengerek kapasitas fasilitas pendingin dari 4.000 ton menjadi 25.000 ton.

"Peningkatan kapasitas produksi ini terjadi seiring dengan permintaan yang tinggi dari domestik," kata Indra.

Permintaan di pasar ekspor, seperti Jepang dan Korea, juga masih sangat tinggi. DPUM pun tengah menjajaki penambahan negara tujuan ekspor, seiring meningkatnya kapasitas produksi. Saat ini perseroan ini juga sudah mengantongi izin ekspor ke Amerika dan Australia.

DPUM juga sedang mengurus izin ekspor ke Uni Eropa. Indra menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi hingga 40% pada penjualan. Di semester pertama lalu, porsi ekspor baru mencapai 21%.

Di paruh pertama tahun ini, DPUM mengantongi pendapatan Rp 377,69 miliar, tumbuh 36,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Rp 277,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie