Draghi matangkan rencana tapering, EUR/USD menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang meleset dari perkiraan pasar membuat kurs dollar AS bakal tertekan di hadapan euro. Apalagi wacana normalisasi moneter Zona Euro makin dekat. Analis rekomendasikan buy untuk pasangan EUR/USD.

Mengutip harga pasar spot Bloomberg, pasangan mata uang EUR/USD pada Jumat (13/10) berada di level 1,1820 euro per dolar atau koreksi tipis 0,08% dari perdagangan di hari sebelumnya. Namun dalam sepekan, angka ini sudah naik 0,77%.

Rilis inflasi AS pada kinerja bulan September menunjukkan angka yang mengecewakan. Data indeks harga konsumer (CPI) bulanan berada di level 0,5% yang berada di bawah harapan pasar. Ada pula data CPI Inti hanya naik ke 0,1%.


Penjualan ritel AS di level 1,6% meleset tipis dari harapan pasar di 1,7%. Satu-satunya data yang bagus adalah data penjualan ritel inti di 1% atau dua kali lipat dari periode sebelumnya.

Dari awal pekan, ada pula data yang cukup mengkhawatirkan dari AS yaitu pengumuman lowongan kerja baru bulan Agustus yang berada di 6,08 juta lowongan. Padahal pasar telah berharap positif akibat selesainya hantaman badai Irma dan Harvey seharusnya mulai membuka peluang pekerjaan baru. Untungnya, data klaim pengangguran AS yang terbit pada pekan lalu yang di 243.000 lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono meyakini, performa data inflasi AS ini yang menjadi alasan pelemahan dolar dan menyebabkan suara pejabat The Fed bakal negatif. "Rilis data inflasi dan ritel AS tidak parah, cukup jelek dan membuat The Fed galau," kata Wahyu.

Apalagi di sisi Eropa, Wahyu meyakini penarikan stimulus yang akan dilakukan oleh bank sentral Eropa bakal membuat euro unggul di antara mata uang global lain. Menurutnya, wacana pemangkasan pembelian surat utang yang dikemukakan gubernur ECB Mario Draghi bakal mendorong mata uang ini ke area bullish konsolidasi.

ECB telah menyatakan akan mulai menjalankan kebijakan mereka pada awal tahun depan. Mulai Januari depan hingga sembilan bulan berikutnya, ECB berencana akan memangkas € 30 miliar atau setara US$ 36 miliar per bulan. Angka ini merupakan setengah dari jumlah yang dibeli ECB saat ini di € 60 miliar.

Sedangkan pada 26 Oktober, pasar akan mengantisipasi keputusan gubernur Mario Draghi mengenai berapa besaran utang yang akan Uni Eropa butuhkan untuk mendorong kinerja kawasan tersebut. "Secara fundamental, melihat teknikal euro tahun ini sangat bagus. The Fed masih berat membicarakan kenaikan suku bunga sekarang dan tahun depan, sedangkan ECB sudah cukup stabil dan mulai wacanakan penarikan stimulus," jelas Wahyu.

Menurutnya, wacana kenaikan suku bunga The Fed, atau December Hike bakal benar terjadi, namun tantangan The Fed berikutnya adalah prospek ekonomi dan hike rate berikutnya di tahun 2018. Wahyu memperkirakan, EUR/USD akan bergerak antara 1,1600-1,2000 dalam sepekan.

Secara teknikal, Wahyu menunjukkan grafik moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 berada di area positif. Begitupula dengan indikator relative strength index yang positif di 50,84 dan stochastic di 62,19. Hanya sinyal moving average convergence divergence yang berada di area negatif.

Rekomendasi EUR/USD: buy  Support: 1,1730-1,1700-1,1660  Resistance: 1,1900-1,1940-1,1980

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati