Draghi: Pengangguran usia muda masih tinggi



KONTAN.CO.ID - Lepas dari krisis ekonomi sejak 2007, Eropa mulai mencatat pertumbuhan yang kian gemilang. Tapi, hal yang masih mengganggu pada ekonomi Benua Biru ini adalah tingkat penggangguran, terutama pengangguran usia muda yang masih sulit turun. Pengangguran ini didorong oleh siklus dan faktor struktural jangka panjang.

Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi, dalam pidato di Trinity College, Dublin, Irlandia mengungkapkan, lepas dari krisis ekonomi, tingkat pengangguran Eropa belum kembali ke level sebelum krisis. Draghi menyebut, pada 2007 ketika tingkat pengangguran Zona Euro turun ke level terendah sejak 1980-an, yakni di 7,5%, tingkat pengangguran kaum muda masih mencapai 15%. 

Ketika krisis Zona Euro dimulai, tingkat pengangguran usia muda di Yunani mencapai 23%, Spanyol 18%. Angka ini melonjak menjadi lebih dari 50% pada tahun 2013 ketika krisis semakin dalam. "Di Irlandia, tingkat pengangguran usia muda naik tiga kali lipat pada periode yang sama menjadi 30%," kata Draghi, Jumat (22/9).


Pemulihan ekonomi Zona Euro turut memperbaiki kondisi tenaga kerja, termasuk tenaga kerja usia muda. Orang nomor satu di ECB ini mengatakan, produk domestik bruto Uni Eropa yang terus meningkat telah menghasilkan 6 juta lapangan kerja. 

Alhasil, tingkat pengangguran usia muda turun dari sekitar 24% di Zona Euro tahun 2013 menjadi 19% pada tahun lalu. "Tapi, angka ini masih 4% lebih tinggi ketimbang permulaan krisis tahun 2007," kata dia.

Draghi menyebut, pengangguran usia muda bisa mengganggu produktivitas jangka panjang, terutama bagi korporasi dengan fase ekspansi awal. Perusahaan-perusahaan ini akan lebih memilih untuk mempekerjakan karyawan usia muda karena membuat perusahaan lebih inovatif. 

Dia menambahkan, di negara-negara Uni Eropa, upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran usia muda telah tercapai. Hal ini juga memperkuat pemulihan ekonomi di Zona Euro.

"Kaum muda tidak ingin hidup dari subsidi. Mereka ingin bekerja dan memperluas kesempatan. Setelah krisis, banyak negara tahu cara merespon keinginan ini dan menciptakan lingkungan yang diharapkan kaum muda," kata Draghi.

Editor: Wahyu T.Rahmawati