KONTAN.CO.ID - TOKYO. Putri Jepang Mako, keponakan Kaisar Naruhito, telah menikahi kekasihnya yang merupakan rakyat jelata pada Selasa (26/10). Putri Mako meninggalkan keluarga kerajaan setelah pertunangan selama bertahun-tahun yang penuh oleh pengawasan oleh kerajaan yang telah membuat sang putri menderita gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder) atau PTSD. Mako dan tunangannya Kei Komuro, keduanya berusia 30 tahun, mengumumkan pertunangan mereka empat tahun lalu. Ini awalnya disambut gembira oleh negara tersebut. Tapi keadaan segera berubah masam ketika tabloid setempat melaporkan skandal uang yang melibatkan ibu Komuro. Pernikahannya ditunda, dan dia meninggalkan Jepang untuk studi hukum di New York pada 2018 dan baru kembali pada September lalu. Pernikahan mereka dicatat resmi pada Badan Rumah Tangga Kekaisaran (IHA), yang menjalankan kehidupan keluarga raja, menyerahkan dokumen ke kantor lokal di pagi hari, meninggalkan berbagai ritual dan upacara yang biasa dilakukan pada pernikahan kerajaan, termasuk resepsi.
Drama berliku Putri Mako akhirnya menikahi kekasih rakyat jelatanya Kei Komuro
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Putri Jepang Mako, keponakan Kaisar Naruhito, telah menikahi kekasihnya yang merupakan rakyat jelata pada Selasa (26/10). Putri Mako meninggalkan keluarga kerajaan setelah pertunangan selama bertahun-tahun yang penuh oleh pengawasan oleh kerajaan yang telah membuat sang putri menderita gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder) atau PTSD. Mako dan tunangannya Kei Komuro, keduanya berusia 30 tahun, mengumumkan pertunangan mereka empat tahun lalu. Ini awalnya disambut gembira oleh negara tersebut. Tapi keadaan segera berubah masam ketika tabloid setempat melaporkan skandal uang yang melibatkan ibu Komuro. Pernikahannya ditunda, dan dia meninggalkan Jepang untuk studi hukum di New York pada 2018 dan baru kembali pada September lalu. Pernikahan mereka dicatat resmi pada Badan Rumah Tangga Kekaisaran (IHA), yang menjalankan kehidupan keluarga raja, menyerahkan dokumen ke kantor lokal di pagi hari, meninggalkan berbagai ritual dan upacara yang biasa dilakukan pada pernikahan kerajaan, termasuk resepsi.