DRI: Surplus Neraca Perdagangan Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) menilai, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2021 tidak kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di periode Oktober 2021 hingga Desember 2021 sebesar 2,64% yoy, atau tetap lebih tinggi dari kuartal III-2021 yang sebesar 1,03% yoy. 

Kepala ekonom DRI Rima Prama Artha mengatakan, konsumsi rumah tangga pada tiga bulan terakhir tahun 2021 masih lemah. Bahkan, meski ada momen Natal dan Tahun Baru sekalipun. 


“Natal dan Tahun baru tidak bisa meningkatkan level konsumsi. Konsumsi publik masih lemah, mengindikasikan pendapatan masyarakat yang masih belum pulih,” ujar Rima dalam laporan yang diterima Kontan.co.id.

Baca Juga: Momentum Pemulihan Ekonomi Asia Terancam Kasus Omicron yang Semakin Mencekam

Rima mengatakan, masih belum kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tiga bulan terakhir tahun lalu ditunjukkan oleh pertumbuhan sejumlah indikator dini. 

Seperti, pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada kuartal IV-2021 yang masih belum kembali ke posisi pra Covid-19. Meski, memang ia akui IPR pada kuartal IV-2021 yang sebesar 8,86 sudah jauh lebih tinggi dari kuartal III-2021 yang minus 2,24.

Kemudian, penjualan mobil pada tahun 2021 terutama di bawah 1.500 cc masih terbatas. Rima mengatakan, pertumbuhan penjualan mobil di kuartal IV-2021 masih dikontribusi oleh relaksasi PPnBM oleh pemerintah dan efeknya pun hanya sesaat. 

Dengan perkembangan tersebut, DRI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 sebesar 4,62% yoy. 

Pertumbuhan ini lebih banyak disokong oleh surplus neraca perdagangan barang pada periode tersebut yang disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang mencapai 20,48% yoy dan impor sebesar 27,68% yoy. 

Kinerja ciamik perdagangan pada kuartal IV-2021 ini didorong oleh masih tingginya harga komoditas global sehingga bak durian runtuh bagi pergerakan perdagangan dalam Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi