Drone Hizbullah, Ancaman yang Ganas dan Sulit Dihindari oleh Israel



KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Salah satu serangan yang menelan korban massal terburuk di Israel dalam setahun perang bukan berasal dari puluhan rudal balistik Iran atau rentetan tembakan roket yang diluncurkan oleh Hamas dan Hizbullah. Sebaliknya, itu adalah sebuah drone tunggal.

Kendaraan udara nirawak, yang sarat dengan bahan peledak, berhasil menghindari sistem pertahanan udara berlapis-lapis milik Israel dan menghantam ruang makan di kamp pelatihan militer jauh di dalam Israel, sehingga menewaskan empat tentara dan melukai puluhan lainnya.

Mengutip AP, ini adalah pencapaian terbaru armada drone Hizbullah. Kejadian ini sekaligus menyoroti perjuangan Israel selama setahun terakhir dalam perang untuk menjatuhkan pesawat nirawak yang datang dari tempat yang jauh seperti Yaman, Irak, dan Iran.


Selama bertahun-tahun, Israel telah membangun susunan pertahanan udaranya untuk memberikan perlindungan luas terhadap tembakan roket jarak pendek dan rudal jarak menengah dan jauh, meskipun para ahli memperingatkan bahwa itu tidak kedap udara. 

Meskipun sistem tersebut telah berulang kali menjatuhkan pesawat nirawak, banyak yang telah menembus wilayah udara Israel dan menghindari pertahanannya. Bahkan dalam beberapa kasus, serangan itu mengakibatkan kematian.

Baca Juga: Kecam Pemerintahan Biden, Netanyahu: Bukan AS yang Putuskan Cara Menangani Iran

Pesawat nirawak tersebut melintasi wilayah udara Israel tanpa hambatan

Pada Minggu malam, muncul laporan tentang peristiwa jatuhnya banyak korban sekitar 65 kilometer (40 mil) dari perbatasan Lebanon. 

Sebuah pesawat nirawak telah menghantam ruang makan yang dipenuhi tentara yang sedang makan malam, menurut media Israel, menewaskan empat tentara dan melukai 67 orang.

Beberapa menit sebelumnya, sirene serangan udara telah berbunyi di Israel utara saat pesawat terbang di atas kepala. Namun, tidak ada sirene yang berbunyi di pangkalan, sehingga tidak ada peringatan dini bagi tentara dan mengindikasikan bahwa pesawat nirawak tersebut mungkin telah luput dari radar Israel.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan Israel masih menyelidiki bagaimana pesawat nirawak tersebut berhasil menembus pertahanan udara Israel. 

Sepasang pesawat nirawak awalnya memasuki wilayah udara Israel, tetapi ketika satu pesawat ditembak jatuh, yang lainnya terus menuju sasarannya.

Hizbullah, yang mengatakan serangan itu sebagai respons terhadap serangan Israel di Lebanon, mengatakan pesawat nirawak itu "mampu menembus radar pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi" dan mencapai targetnya. 

Mereka mengklaim telah mengakali pertahanan udara Israel dengan meluncurkan puluhan rudal dan "skuadron" pesawat nirawak secara bersamaan.

Itu adalah serangan pesawat nirawak mematikan kedua hanya dalam waktu dua minggu. Awal bulan ini, sebuah pesawat nirawak yang diluncurkan dari Irak menewaskan dua tentara Israel dan melukai sekitar dua lusin orang, menurut media Israel. 

Pada hari Jumat, selama hari libur besar Yahudi, sebuah pesawat nirawak Hizbullah menghantam sebuah panti jompo di Israel tengah, menyebabkan kerusakan.

Baca Juga: AS Tentang Serangan Udara Israel di Beirut

"Kami sudah memiliki enam orang tewas dalam 10 hari terakhir akibat pesawat nirawak. Itu terlalu banyak," kata Ran Kochav, mantan kepala komando pertahanan udara militer Israel.

Pesawat nirawak, katanya, telah menjadi ancaman nyata.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie