Drone TB-001 Milik China yang Mampu di Bawah Rudal Mulai Mengelilingi Taiwan



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Sebuah drone tempur baru milik China dilaporkan terbang di sekitar Taiwan pada hari Jumat (28/4). Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan drone tersebut mampu membawa senjata berat.

Dalam laporan terbarunya, kementerian mengatakan 19 pesawat militer China telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dalam 24 jam terakhir.

Mengutip Reuters, salah satu armada yang terbang di sekitar Taiwan merupakan drone TB-001. Drone itu melintasi Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina, lalu ke timur Taiwan sebelum menyeberang kembali ke pantai China.


Baca Juga: Korsel dan AS akan Berbagi Rencana Nuklir untuk Mempertahankan Diri dari Korut

Drone TB-001 diketahui merupakan salah satu peralatan baru milik militer China. Media pemerintah China menyebut TB-001 sebagai "kalajengking berekor ganda".

Foto drone TB-001 telah dipublikasikan di China dengan daya tarik pada rudal di bawah sayapnya. Militer China menyebut drone itu mampu melakukan misi ketinggian dan jarak jauh.

Drone tersebut telah ikut serta dalam beberapa aktivitas militer China baru-baru ini, termasuk dalam operasi "pengepungan pulau" yang juga melibatkan pesawat pembom H-6 yang berkemampuan nuklir.

Sejauh ini tidak ada satu pun tembakan yang dilepaskan oleh pesawat China maupun perangkat keamanan Taiwan. Armada udara China juga selalu terbang di luar wilayah udara Taiwan.

Baca Juga: Taiwan Pertimbangkan Skenario Menembus Blokade China dalam Latihan Militer Terbaru

Aktivitas militer China selalu berlangsung di Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ), sebuah area luas yang dipantau dan dipatroli Taiwan untuk memberi pasukannya lebih banyak waktu untuk menanggapi ancaman.

Menurut Taiwan, pesawat militer China sejak tahun lalu secara teratur melintasi garis median Selat Taiwan. Klaim tersebut disangkal oleh China. 

Pemerintah Taiwan masih menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Di lain pihak, China telah meningkatkan tekanan militer di pulau itu selama tiga tahun terakhir karena mencoba memaksa Taipei untuk menerima klaim kedaulatan Beijing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News