JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk mulai menggarap proyek pembangkit listrik mulut tambang. Jika tidak ada aral melintang,
power plant ini sudah bisa beroperasi secara komersial pada tahun 2015 mendatang. Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa mengatakan, pihaknya sedang melakukan pemerataan tanah (
cut and fill) untuk proyek
power plant pertamanya itu. "Kami juga sedang menyelesaikan
basic design dari proyek (
power plant) ini," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu. Selanjutnya, perusahaan itu juga akan membangun infrastruktur sementara, seperti bangunan untuk para pekerja dan fasilitas lain untuk kelancaran proyek.
Nilai investasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini mencapai US$ 400 juta. Perusahaan berkode saham DSSA ini telah memperoleh fasilitas pinjaman sebesar US$ 318 juta dari China Development Bank (CDB). DSSA memperkirakan, dana yang dibutuhkan hingga akhir 2013 sekitar US$ 127,2 juta atau Rp 1,23 triliun (kurs US$ 1= Rp 9.743). "Kami sudah tarik 10% (dari total nilai pinjaman). Kami butuh tambahan sekitar 30% lagi tahun ini," papar Hermawan. Adapun, sisa dana untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
power plant ini berasal dari ekuitas setiap pemegang saham. Perusahaan yang mengerjakan proyek ini adalah PT DSSP Power Sumsel. Perusahaan ini adalah perusahaan patungan antara DSSA dan anak usahanya, yaitu PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Porsi kepemilikan antara DSSA dan GEMS, masing-masing sebesar 95% dan 5%. Proses konstruksi PLTU berkapasitas 2x150 mega watt (MW) ini rencananya baru dimulai pada 2014 mendatang. Targetnya, proyek ini bisa kelar di 2015 mendatang. Pembangkit listrik ini berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Adapun, proyek PLTU merupakan proyek
independent power producer (IPP). Mengerek kinerja Manajemen DSSA berharap, ke depan bisa kembali menggarap megaproyek pembangkit listrik. Bahkan, Lay Krisnan Cahya, Presiden Direktur DSSA pernah mengatakan, DSSA tertarik untuk menggarap PLTU mulut tambang Sumatra Selatan 9 dan 10. Total kapasitas dua pembangkit itu sebesar 1.800 MW. Rinciannya, PLTU Sumsel 9 berkapasitas 2x600 MW, sementara kapasitas PLTU Sumsel 10 1x600 MW. Namun, Hermawan mengatakan, pihaknya akan fokus di proyek awal dulu. Maklum, dua proyek PLTU lanjutan itu bernilai jumbo. Bisnis listrik memang menggiurkan. Terlebih bagi perusahaan tambang batubara. Pasalnya, mereka bisa mengintegrasikan bisnis batubara dengan
power plant. Batubara yang dihasilkan bisa menjadi bahan bakar pembangkit listrik yang digarapnya.
Tak heran jika manajemen DSSA memproyeksikan bisnis listrik ini akan menyumbang sekitar 20% hingga 30% terhadap pendapatan perusahaan secara konsolidasi di akhir 2015. Sepanjang tahun lalu, DSSA mencatatkan pendapatan sebesar US$ 629,22 juta. Angka ini naik tipis dari tahun sebelumnya, yaitu senilai US$ 590,13 juta. DSSA berharap, pendapatan per tahun bisa tumbuh sekitar 20% sampai 30% per tahun mulai tahun ini. Itu berarti, Dian Swastatika ini berharap bisa mengantongi pendapatan sekitar US$ 755,06 juta sampai US$ 917,98 juta. DSSA masih akan mengandalkan bisnis batubara untuk mengerek pertumbuhan. Tahun lalu, perusahaan itu berhasil memproduksi 5,3 juta ton batubara dan menjual 7,8 juta ton batubara. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: