KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2018, sejumlah bank kecil pun semakin matang untuk memuluskan rencana naik kelas. Ambil contoh PT Bank BRI Agroniaga Tbk yang memiliki target untuk naik kelas menjadi BUKU III dengan modal inti Rp 5 triliun di tahun 2018 ini. Sekretaris Perusahaan BRI Agro Hirawan Nur menilai saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pengkajian terkait hal tersebut dengan pemegang saham dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. "Kami memang ada rencana naik kelas ke BUKU III tahun 2018, namun bentuk coorporate action (aksi korporasi) masih dalam tahap pembicaraan dengan pemegang saham pengendali," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). Lebih lanjut, bank bersandi saham AGRO ini juga belum dapat memastikan kapan hal tersebut bakal terealisasi. Pun, menurut Hirawan saat ini posisi modal inti BRI Agro per akhir 2017 tercatat telah mencapai Rp 3 triliun. Artinya, pihaknya membutuhkan tambahan modal sedikitnya sebesar Rp 2 triliun lagi untuk dapat mendapat titel sebagai BUKU III. "Minimal modal harus Rp 5 triliun, bentuk penambahan modalnya masih dalam tahap diskusi sejauh ini," tambahnya. Berdasarkan catatan Kontan, pada pertengahan tahun 2017 lalu, BRI Agro juga sudah melakukan penambahan modal melalui mekanisme rights issue sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, dalam pemberitaan yang dirilis Kontan.co.id, Direktur Utama BRI Suprajarto (3/1) silam menyebut tahun ini pihaknya bakal melakukan akuisisi dua bank kecil melalui BRI Agro. Sayangnya, sampai saat ini pihak BRI masih belum merinci nama bank kecil yang menjadi incaran bank nomor wahid di Indonesia ini. Sekadar informasi saja, merujuk pada laporan keuangan, saat ini, BRI memiliki saham 87,23% di BRI Agro, sisanya dimiliki Dana Pensiunan Perkebunan sebesar 7,08% dan masyarakat 5,69%. Dari segi kinerja, BRI Agro mencatat kinerja yang terbilang cemerlang. Tercatat per akhir November 2017 kredit BRI Agro berhasil tumbuh 20,15% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 10,33 triliun. Sejalan dengan dana pihak ketiga yang tumbuh tinggi 47,26% menjadi Rp 11,34 triliun di November 2017. Laba BRI Agro juga naik 29,89% per November 2017 menjadi Rp 126,69 miliar dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp 97,50 miliar. Serupa, anak usaha BRI lain juga berencana untuk menjadi BUKU III tahun 2018 yaitu PT Bank BRI Syariah. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan perseroan memang punya rencana jangka pendek untuk naik kelas di tahun ini. Hanya saja, Indri belum bisa berbicara banyak lantaran keputusan tersebut masih menunggu proses pengkajian dengan pihak pemegang saham pengendali. "Terkait keinginan naik kelas, kami tentunya berharap. Namun, semuanya tergantung pemegang saham kami," ujarnya. Selain itu, jika dilihat dari posisi modal inti, BRI Syariah masih berada di bawah BRI Agro. Menurut Indri, sampai dengan akhir Desember 2017 modal inti perseroan masih berada di level Rp 2,5 triliun alias separuh dari syarat naik ke BUKU III. Sebelumnya, pihak BRI Syariah juga mengatakan bahwa tahun 2018 ini sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) bakal melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Indri juga mengatakan rencana perseroan ini pun telah mendapatkan restu dari pihak BRI. Adapun, rencana IPO ini sudah digaungkan oleh pihak BRI Syariah sejak pertengahan tahun 2017 silam yang rencananya dapat teralisasi di awal tahun 2018 ini. Sebagai tambahan informasi, kinerja BRI Syariah menjelang akhir 2017 tercatat masih tumbuh satu digit. Hal ini tercermin dari realisasi pembiayaan yang hanya naik 3,68% di bulan November 2017 menjadi Rp 18,86 triliun. Berbanding terbalik, DPK BRI Syariah malah tercatat naik 13,31% menjadi Rp 25,42 triliun. Meski begitu, aset perseroan tercatat mencapai Rp 30,68 triliun atau mengalami peningkatan 12,2% dibandingkan pencapaian periode tahun sebelumnya Rp 27,35 triliun. Dari sisi laba bersih, BRI Syariah berhasil membukukan laba sebesar Rp 172,69 miliar di November 2017 atau naik 8,65% secara yoy.
Dua anak usaha BRI bakal naik kelas tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2018, sejumlah bank kecil pun semakin matang untuk memuluskan rencana naik kelas. Ambil contoh PT Bank BRI Agroniaga Tbk yang memiliki target untuk naik kelas menjadi BUKU III dengan modal inti Rp 5 triliun di tahun 2018 ini. Sekretaris Perusahaan BRI Agro Hirawan Nur menilai saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pengkajian terkait hal tersebut dengan pemegang saham dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. "Kami memang ada rencana naik kelas ke BUKU III tahun 2018, namun bentuk coorporate action (aksi korporasi) masih dalam tahap pembicaraan dengan pemegang saham pengendali," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). Lebih lanjut, bank bersandi saham AGRO ini juga belum dapat memastikan kapan hal tersebut bakal terealisasi. Pun, menurut Hirawan saat ini posisi modal inti BRI Agro per akhir 2017 tercatat telah mencapai Rp 3 triliun. Artinya, pihaknya membutuhkan tambahan modal sedikitnya sebesar Rp 2 triliun lagi untuk dapat mendapat titel sebagai BUKU III. "Minimal modal harus Rp 5 triliun, bentuk penambahan modalnya masih dalam tahap diskusi sejauh ini," tambahnya. Berdasarkan catatan Kontan, pada pertengahan tahun 2017 lalu, BRI Agro juga sudah melakukan penambahan modal melalui mekanisme rights issue sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, dalam pemberitaan yang dirilis Kontan.co.id, Direktur Utama BRI Suprajarto (3/1) silam menyebut tahun ini pihaknya bakal melakukan akuisisi dua bank kecil melalui BRI Agro. Sayangnya, sampai saat ini pihak BRI masih belum merinci nama bank kecil yang menjadi incaran bank nomor wahid di Indonesia ini. Sekadar informasi saja, merujuk pada laporan keuangan, saat ini, BRI memiliki saham 87,23% di BRI Agro, sisanya dimiliki Dana Pensiunan Perkebunan sebesar 7,08% dan masyarakat 5,69%. Dari segi kinerja, BRI Agro mencatat kinerja yang terbilang cemerlang. Tercatat per akhir November 2017 kredit BRI Agro berhasil tumbuh 20,15% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 10,33 triliun. Sejalan dengan dana pihak ketiga yang tumbuh tinggi 47,26% menjadi Rp 11,34 triliun di November 2017. Laba BRI Agro juga naik 29,89% per November 2017 menjadi Rp 126,69 miliar dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp 97,50 miliar. Serupa, anak usaha BRI lain juga berencana untuk menjadi BUKU III tahun 2018 yaitu PT Bank BRI Syariah. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan perseroan memang punya rencana jangka pendek untuk naik kelas di tahun ini. Hanya saja, Indri belum bisa berbicara banyak lantaran keputusan tersebut masih menunggu proses pengkajian dengan pihak pemegang saham pengendali. "Terkait keinginan naik kelas, kami tentunya berharap. Namun, semuanya tergantung pemegang saham kami," ujarnya. Selain itu, jika dilihat dari posisi modal inti, BRI Syariah masih berada di bawah BRI Agro. Menurut Indri, sampai dengan akhir Desember 2017 modal inti perseroan masih berada di level Rp 2,5 triliun alias separuh dari syarat naik ke BUKU III. Sebelumnya, pihak BRI Syariah juga mengatakan bahwa tahun 2018 ini sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) bakal melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Indri juga mengatakan rencana perseroan ini pun telah mendapatkan restu dari pihak BRI. Adapun, rencana IPO ini sudah digaungkan oleh pihak BRI Syariah sejak pertengahan tahun 2017 silam yang rencananya dapat teralisasi di awal tahun 2018 ini. Sebagai tambahan informasi, kinerja BRI Syariah menjelang akhir 2017 tercatat masih tumbuh satu digit. Hal ini tercermin dari realisasi pembiayaan yang hanya naik 3,68% di bulan November 2017 menjadi Rp 18,86 triliun. Berbanding terbalik, DPK BRI Syariah malah tercatat naik 13,31% menjadi Rp 25,42 triliun. Meski begitu, aset perseroan tercatat mencapai Rp 30,68 triliun atau mengalami peningkatan 12,2% dibandingkan pencapaian periode tahun sebelumnya Rp 27,35 triliun. Dari sisi laba bersih, BRI Syariah berhasil membukukan laba sebesar Rp 172,69 miliar di November 2017 atau naik 8,65% secara yoy.