KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank digital optimistis bisa mencetak pertumbuhan bisnis yang lebih baik di tahun depan. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC misalnya, yakin bisa membalikkan rugi menjadi laba pada tahun 2024 mendatang. Pejabat sementara (Pjs) Direktur Utama BNC Aditya Wahyu Windarwo mengatakan, setelah tiga tahun bertransformasi, BNC akan dapat menunjukan kinerja keuangan yang lebih baik ke depannya.
"Kalau melihat efisiensi operasioanl yang telah kami bukukan di tahun ini, saya rasa BNC dapat membukukan laba full year pada tahun depan," kata dia saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/12). Meski tidak merinci berapa target laba yang dibidik, namun Aditya mengatakan upaya BNC untuk mengejar laba dua digit akan didorong oleh beberapa inisiatif yang sedang dilakukan dan BNC menunggu untuk dapat direalisasikan dengan cepat. "Kami melihat di kuartal I tahun depan adalah titik balik bisnis BNC, dan akan kami evaluasi untuk proyeksi pertumbuhan full year dari profitability tahun 2024 kedepan," kata dia.
Baca Juga: Rugi Bank Neo Commerce (BBYB) Susut 5,84% Jadi Rp 566,06 Miliar hingga Kuartal III Adapun selama sembilan bulan pertama 2023, BNC telah mampu mengurangi kerugiannya sebesar 5,84% secara year on year (YoY) menjadi Rp 566,06 miliar, dari sebelumnya mencatat rugi bersih Rp 601,17 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Salah satu upaya BNC untuk mengejar laba adalah dengan memacu kinerja bisnis bank di tahun 2024. Aditya mengatakan tahun depan BNC berpotensi mencetak pertumbuhan kredit secara konservatif di kisaran 20% sampai 25% pada beberapa segmen kredit. "Demikian juga dengan penggalangan dana murah yang akan bertambah begitu juga dengan transaksi, jadi klo kita bicara kredit tumbuh antara 20%-25%, maka DPK juga akan mengikuti," kata dia. BNC juga akan berupaya memberikan layanan terbaik kepada nasabah sebagai upaya untuk bersaing dengan bank digital lainnya. Sementara itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), atau Allobank juga optimis dapat membukukan pertumbuhan laba bersih di tahun 2024. Direktur Utama Allobank Indra Utoyo mengatakan tahun depan pihaknya menargetkan penyaluran kredit dapat tumbuh sekitar 12% YoY menjadi Rp 8,5 triliun. Dengan rincian sebanyak Rp 7,6 triliun akan disalurkan ke segmen wholesale banking atau korporasi. Ssementara untuk penyaluran kredit ke segmen retail akan dikucurkan sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. “Untuk memaksimalkan balance sheet kami, kami ikut mendanai bisnis mikro, seperti mitra Bukalapak,” kata Indra belum lama ini. Indra menyebut ke depannya, Allobank akan melanjutkan pengembangan produk dan layanannya untuk melayani ekosistem yang dekat dengan aktivitas sehari-hari, seperti commuting, F&B, e-commerce, hingga investasi, yang direncanakan untuk diperkenalkan ke publik pada tahun 2024 dalam bentuk Rekening Dana Nasabah.
Baca Juga: Kinerja Bank Digital Terdorong Ekosistem Grup Asal tahu saja, hingga akhir tahun ini, bank digital yang tengah naik pamor ini juga memproyeksikan lonjakan pendapatan sebesar 50%-60% yoy pada akhir 2023 menjadi sekitar Rp 1,2 triliun dari Rp 767.67 miliar yang tercatat pada Desember 2022. Adapun hingga akhir September 2023, Allobank melaporkan telah menyalurkan pinjaman hingga Rp 7,3 triliun. Indra menyebut porsi utamanya dikucurkan pada pinjaman digital. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat