KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati penghujung tahun, sejumlah bank sudah mengambil ancang-ancang untuk lebih mengembangkan ekspansi dari sisi perbankan digital. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, yang tidak tanggung-tanggung menyiapkan dana sebesar Rp 5,2 triliun. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan dana tersebut nantinya akan masuk dalam belanja modal teknologi informasi (TI) dan keperluan operasional untuk ekspansi perusahaan.
Baca Juga: Meski membantu, bankir nilai relaksasi LTV tak cukup untuk dorong kredit "Itu khusus untuk BCA saja, capex
(capital expenditure) untuk TI dan operasional di tahun depan," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/11). Ia menjelaskan, bahwa BCA akan terus berupaya untuk mendorong pengembangan digital
banking untuk memenuhi seluruh kebutuhan nasabah sekaligus memperluas layanan. Wajar saja, pasalnya menurut catatan BCA saat ini transaksi nasabah di kantor cabang sudah sangat minim alias 1,8% dari total transaksi. Sementara untuk kebutuhan lainnya, nasabah BCA sudah lebih terbiasa untuk menggunakan layanan digital seperti ATM, ATM setor tarik,
mobile banking, hingga
internet banking.
Baca Juga: Bank swasta BUKU IV kompak pasang target pertumbuhan kredit satu digit di 2020 Sementara itu, sebagai langkah ekspansi pengembangan digital. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga sudah mempersiapkan alokasi belanja modal untuk TI. Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN Nixon L.P Napitupulu menyebut total anggaran yang disiapkan yakni mencapai Rp 500 miliar. "Naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya," terangnya di Jakarta, Rabu (27/11). Nantinya, dana tersebut akan lebih banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan proyek digital. Salah satunya yakni pengembangan analisa kredit, hingga big data. "Kami sedang ambil keputusan, dan sedang kaji untuk perangkatnya, apakah akan sewa atau beli," sambungnya.
Baca Juga: Mochtar Riady: Yang tidak mengikuti perkembangan teknologi akan tersingkirkan Bank bersandi saham BBTN ini menambahkan, alasan perseroan mendorong pengembangan digital tak lain untuk mengubah fokus bisnis dengan membidik pengumpulan dana murah (
current account and saving account/CASA) perseroan di tahun depan. Pasalnya, BTN sedang berupaya mengurangi ketergantungan pada dana mahal seperti obligasi, pinjaman bilateral dan deposito institusi. Nah, pendekatan secara digital dipandang sebagai salah satu strategi paling efektif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .