Dua bank pelat merah siapkan perusahaan modal ventura



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bank pelat merah yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tengah berhasrat untuk memiliki perusahaan modal ventura. Keinginan tersebut juga terkait kewajiban dua bank milik pemerintah itu menyetor modal ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pengelola LinkAja.

Meski demikian, dua bank tersebut akan ambil strategi berbeda. BNI akan mendirikan modal ventura secara mandiri, sedangkan BTN akan melakukan pembelian.

“Saat ini pendiriannya masih dalam progres. Rencana ini tak masuk dalam RUPSLB kemarin karena nilainya tidak material, kurang dari 20% ekuitas kami, sesuai dengan regulasi,” General Manager Pengelola Perusahaan Anak BNI Afien Yuni Yahya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/9).


Afien menambahkan BNI telah menyiapkan dana senilai Rp 600 miliar untuk mendirikan perusahaan modal ventura. Selain sebagai kendaraan untuk menyertakan modal ke Finarya, perusahaan yang didirikan kelak juga diharapkan bisa mendukung ekspansi digital BNI, termasuk melakukan penyertaan modal ke perusahaan teknologi finansial (Tekfin).

Awal Agustus lalu, bank berlogo 46 ini sejatinya telah melakukan penyertaan modal ke Finarya senilai Rp 225 miliar. Namun, karena belum memiliki modal ventura, BNI menggunakan entitas anak lainnya yaitu PT BNI Sekuritas.

Baca Juga: Setor modal ke LinkAja, BTN akan beli perusahaan cangkang

Sedangkan targetnya, BNI akan menyetor modal senilai Rp 281,20 miliar atau setara 17,03% dari total setoran modal LinkAJa senilai Rp 1,65 triliun. Sisa modal dari target setoran modal akan disetor BNI pada Desember mendatang.

“Semoga tahun ini perusahaan modal venturanya sudah bisa berdiri,” lanjut Afien.

Sementara BTN telah diberi restu oleh pemegang saham via RUPSLB Kamis (29/8) lalu untuk mengakuisisi secara bertahap 90% saham PT Sarana Papua Ventura.  Director of Finance and Treasury BTN Nixon Napitupulu menjelaskan Sarana Papua akan menjadi kendaraan BTN untuk berekspansi menyertakan modal tak hanya ke LinkAja melainkan sejumlah perusahaan teknologi finansial lainnya.

Targetnya BTN akan menyetor modal ke LinkAja senilai Rp 101,22 miliar atau setara 6,13% dari total modal pada Oktober, dan Desember mendatang.

“Sarana Papua Ventura memang inaktiva, seperti membeli perusahaan cangkang sebagai kendaraan (vehicle) untuk masuk ke Finarya dan urusan transaksi Tekfin kami nantinya juga akan kami pakai mereka,” kata Nixon di Jakarta, Selasa (3/9).

Nixon bilang pembelian Sarana Papua tak akan melebihi Rp 10 miliar, sebab nilai asetnya pun cuma Rp 10 miliar, sehingga ekuitasnya berada di bawah nilai aset tersebut.

Sedangkan saat ini, BTN disebut Nixon masih terus melakukan negosiasi terkait mekanisme pembeliannya. Yang jelas, Sarana Papua kelak mesti menerbitkan saham baru, dimana BTN akan mengeksekusi penerbitan tersebut. BTN juga akan membeli saham Sarana Papua yang kini dipegang 30 orang pemegang saham lainnya.

“Mekanismenya masih negosiasi, bahkan kami coba minta apakah bisa aset dan liabilitas dipisahkan, jadi katakanlah kami membeli license mereka saja,” papar Nixon.

Baca Juga: Pemegang saham restui Bank BTN untuk mengakuisisi modal ventura

Sementara dua bank pelat merah lain yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri sudah memiliki perusahaan modal ventura. Keduanya adalah PT BRI Ventura Investama, dan PT Mandiri Capital Indonesia.

Keduanya juga telah melakukan penyertaan modal ke LinkAja awal Agustus lalu seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri ditargetkan untuk menyetor modal masing-masing Rp Rp 281,20 miliar atau setara 17,03% dari total setoran modal ke LinkAja.

Selain kewajiban menyetor modal ke LinkAja, BRI Ventura juga ditargetkan untuk menyetor modal ke perusahaan Tekfin di bidang transfer uang, pembayaran hingga credit scoring, dan pembiayaan. Makanya Agustus lalu BRI telah menambah modal Rp 800 miliar pada Agustus lalu.

Targetnya, bank dengan aset terbesar di tanah air ini bahkan akan terus menambah modal BRI Ventura hingga Rp 1,5 triliun. Ini seiring target untuk meningkatkan modal dasar BRI Ventura hingga US$ 250 juta atau setara Rp 3,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi