Dua bank siap bergabung di Laku Pandai



JAKARTA. Jumlah bank peserta program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif alias Laku Pandai bakal bertambah. Otoritas Jasa keuangan (OJK) menyatakan, setidaknya akan ada dua bank lagi yang akan ikut bermain dalam program yang akrab dikenal dengan nama branchless baking tersebut.

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) termasuk salah satu bank yang sudah siap menjajal layanan laku pandai di paruh kedua ini. Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, anak usaha Bank Mandiri tersebut akan merilis program laku pandai pada kuartal IV 2016.

OJK juga mencatat, selain BSM ada Bank Danamon yang akan membuka laku pandai di semester II ini.


Manajemen Bank Syariah Mandiri menyatakan,  sejauh ini mereka masih dalam proses mempersiapkan teknologi informasi (IT) dan standar operasional untuk pelaksanaan laku pandai. Tahap awal menjalankan bisnis  branchless banking BSM akan fokus merekrut agen payment point online bank (PPOB). Agen laku pandai yang akan direkrut yang sudah bekerja sama dengan BSM.

“Jadi ini merupakan perluasan PPOB dari outlet penerimaan atas pembayaran tagihan listrik, nanti dapat membuka rekening tabungan baru” kata Direktur Teknologi dan Operasional Bank Syariah Mandiri, Fahmi Ridho kepada KONTAN (9/8). Bila sesuai rencana, sekitar bulan Oktober 2016 BSM akan meluncurkan program laku pandai.

Sedikitnya dari total 44.000 agen PPOB yang sudah menjalin kerjasama dengan BSM, hanya sekitar 20.000 agen yang aktif. Kata Fahmi, BSM saat ini baru akan merekrut sekitar 100 agen untuk diberikan pelatihan program laku pandai.

Soal target jumlah nasabah yang ingin digandeng, manajemen BSM mengaku belum ingin terlalu agresif. Fahmi mengatakan, hanya akan menargetkan 500 nasabah sepanjang tahun 2016.

Sekedar mengingatkan, OJK berniat mendorong perbankan memperluas jaringan laku pandai ke wilayah Timur Indonesia. Sebab, wilayah ini masih kurang tersentuh oleh akses perbankan. Padahal masyarakat di Indonesia Timur membutuhkan layanan perbankan.

"Tahun depan, kami akan memfokuskan jaringan laku pandai di Indonesia Timur," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad.

OJK mencatat, layanan laku pandai di Indonesia Timur baru 16% dari total layanan. Sementara di wilayah Indonesia Barat seperti Sumatra sebesar 23%. Sisanya, mayoritas masih terkonsentrasi di pulau Jawa.

Wilayah timur Indonesia yang menjadi sasaran untuk perluasan laku pandai adalah Sulawesi dan Maluku Utara. OJK akan mengajak bank pembangunan daerah (BPD) untuk berpartisipasi. "Misalnya bank di Palu dan Ternate tertarik menjalankan laku pandai karena masyarakat disana butuh akses perbankan," imbuh Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini