Dua bank syariah bertekad naik kelas



JAKARTA. Bank umum syariah (BUS) berupaya memperkuat permodalan agar bisa naik kelas. Dua bank syariah papan atas, yakni PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) dan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) bertekad masuk kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dengan modal inti berkisar Rp 5 triliun-Rp 30 triliun. Saat ini, keduanya masih bercokol di kelompok BUKU II.

Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptomo mengatakan bahwa bank syariah ini akan memperoleh tambahan modal senilai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun dari pemegang saham. Anak usaha BNI tersebut membukukan modal inti senilai Rp 2,06 triliun hingga Desember 2015.

"Modal sebagai strategi untuk menghadapi kompetisi," tutur Imam kepada KONTAN, Kamis (7/4). Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BNI Syariah sekitar 15,48% per Desember 2015.

Rasio modal tersebut diperkirakan akan tergerus ke kisaran 13%-14% hingga akhir tahun 2016. Penyebabnya adalah target pertumbuhan pembiayaan BNI Syariah tahun ini yang dipatok mampu tumbuh hingga 15%.

Beberapa waktu sebelumnya, Direktur Bisnis BNI Syariah Kukuh Rahardjo sempat mengungkapkan bahwa sampai Februari 2016 pertumbuhan pembiayaan BNI Syariah bagus. Pada dua bulan pertama 2016, anak usaha BNI tersebut mencatatkan kenaikan pembiayaan sebanyak 14,9% menjadi Rp 17,64 triliun.

BNI Syariah memperoleh dukungan penuh dari BNI dalam menghadirkan konsep financial service center solution, yakni konsep integrasi dengan induk lewat kemudahan pembukaan layanan syariah di 1.487 kantor cabang BNI di seluruh Indonesia.

Sementara, Direktur Kepatuhan BRI Syariah Agus Katon ES menyampaikan, pihaknya ingin beranjak dari kelompok BUKU II ke BUKU III dengan dukungan penguatan modal dari sang induk usaha, Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Sebelumnya, sang induk berencana menyuntikkan dana segar ke BRI Syariah sebanyak Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun pada tahun ini. Hingga Desember 2015, BRI Syariah memiliki total modal sebanyak Rp 2,34 triliun. Modal tersebut terdiri dari modal inti sebesar Rp 2,22 triliun dan modal pelengkap sebanyak Rp 119,03 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie