KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anjloknya pasar saham di tanggal 18 Maret 2025 dimanfaatkan direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk akumulasi beli. Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI pada Kami (20/3), ada dua direksi Bank BCA yang membeli saham BBCA. Salah satunya adalah Lianawaty Suwono yang kini memiliki saham BBCA sebanyak 2,8 juta saham setara dengan 0,002%. Dari sebelumnya membeli saham BBCA sebanyak 2,6 juta saham setara 0,002%. Baca Juga: Call for Proposal! Ajak Mahasiswa Mengabdi, BCA Luncurkan Program Genera-Z Berbakti
Aksi beli Lianawaty tersebut dilakukan dua kali. Pertama Lianawaty membeli di harga Rp 8.325 per saham sebanyak 119.800 saham dengan nilai transaksi Rp 997,33 juta. Kedua dilakukan di harga Rp 8.350 per saham sebanyak 119.500 saham dengan nilai Rp 997,83 juta. Sehingga total nilai transaksi Lianawaty pada 18 Maret lalu sebanyak Rp 1,99 miliar. "Tujuan dari pembelian untuk investasi," jelas Sekretaris Perusahaan BBCA Raymond Yonarto dalam keterbukaan informasi. Satu lagi direksi BCA yang membeli saham saat harga saham jatuh adalah Frengky Chandra Kusuma. Raymond menjelaskan, Frengky membeli saham BBCA sebanyak 291.942 saham di harga Rp 8.975 per saham. Sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 2,62 miliar. Selanjutnya Frengky membeli saham BBCA sebanyak 30.000 saham di harga Rp 8.450 per saham. Sehingga total nilai transaksi Frengky senilai Rp 253,5 juta saham. Total nilai transaksi yang dilakukan Frengky pada tanggal 18 Maret 2025 sebanyak Rp 2,87 miliar. Sama dengan Linawaty, tujuan dari transaksi Frengky untuk investasi. Usai aksi beli saham, kepemilikan Frengky di saham BBCA sebanyak 2,43 juta saham setara dengan 0,002% dari sebelumnya sebanyak 2,39 juta. Terakhir ada Jahja Setiaatmadja yang membeli saham BBCA saat harga anjlok di Selasa (18/3). Jahja membeli saham BBCA dalam lima kali transaksi. Pertama dilakukan sebanyak 230.000 saham di harga Rp 8.500 per saham senilai Rp 1,96 miliar. Kedua dilakukan di harga Rp 8.475 per saham sebanyak 118.000 saham dengan nilai transaksi Rp 1 miliar.