JAKARTA. Setelah Bank Mandiri, pemerintah mengutak-atik jajaran manajemen Bank Negara Indonesia (BNI). Bahkan, direksi dan komisaris BNI dirombak total. Banyak nama baru masuk mengisi posisi manajemen BNI. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI yang berlangsung, kemarin, memutuskan, dua direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) yakni Achmad Baiquni dan Suprajarto menduduki posisi kunci di BNI, masing-masing sebagai Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama BNI. Sejatinya, Baiquni bukan orang baru di BNI. Ia pernah pula menjabat direksi BNI sebelum berpindah ke BRI.
Dua direksi lain yang berasal dari luar BNI adalah Rico Rizal Budidarmo yang sebelumnya menjadi Direktur Bank Tabungan Negara (BTN), serta Herry Sidharta yang semula menjabat Direktur Perum Jamkrindo. Selebihnya, lima direksi lain berasal dari internal BNI. Di level komisaris, terdapat sejumlah nama beken. Antara lain mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, eks Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati dan pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Basywir (lihat tabel). Meski dirombak total, namun tak membuat fokus bisnis BNI berubah drastis. Menurut Bob Tyasika Ananta, Direktur BNI yang baru saja terpilih, BNI telah memiliki roadmap pengembangan bisnis yang telah disusun untuk jangka waktu ke depan. "Mungkin ada penyesuaian. Tapi tidak mengubah fokus bisnis BNI secara drastis," kata Bob seusai RUPST. Pria yang sebelumnya menjabat Pemimpin Divisi Perencanaan BNI tersebut menegaskan, direksi baru akan berupaya mengembangkan BNI agar bisa berkontribusi semaksimal mungkin dalam pembangunan ekonomi Indonesia. "Termasuk pengembangan BNI Financial Center," imbuh Bob. Tahun lalu, BNI mencetak pertumbuhan laba tertinggi diantara bank BUMN lain. Laba bersih BNI tercatat tumbuh sebesar 19,1% secara year on year (yoy) di akhir tahun 2014 menjadi Rp 10,8 triliun. Perolehan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih maupun pendapatan non-bunga. Pendapatan bunga bersih BNI di tahun lalu meningkat menjadi Rp 22,40 triliun di akhir 2014 atau tumbuh 17,4%. Sementara, pendapatan non bunga BNI meningkat dari Rp 9,4 triliun di 2013 menjadi Rp 10,7 triliun di 2014 atau tumbuh 13,50%. Setelah Bank Mandiri dan BNI, dua bank BUMN lain yakni BRI dan BTN juga akan menggelar RUPST dengan agenda serupa yakni pergantian manajemen. BRI menggelar RUPST pada 19 Maret, sedangkan BTN pada 24 Maret 2015.
Pergantian besar-besaran manajemen bakal terjadi di BRI. Maklum, banyak direksi BRI yang sudah berpindah ke BUMN lain. Tak hanya mengganti kursi direktur utama sepeninggal Sofyan Basir yang hengkang ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). BRI juga mesti mengganti sejumlah direksi lain. Contoh, Lenny Sugiat yang sekarang menjadi Direktur Utama Bulog. Kursi Sulaiman Arif Arianto yang baru saja ditunjuk menjadi Wakil Direktur Utama Bank Mandiri juga lowong. Bukan itu saja, BRI juga harus mencari pengganti Achmad Baiquni dan Suprajarto yang kini menjadi petinggi BNI. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan