Dua emiten akan keluar dari bursa



JAKARTA. Ada dua emiten yang bersiap hengkang dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedua emiten ini akan menghapus pencatatan saham mereka atau delisting secara sukarela (voluntary delisting).

Direktur Penilaian BEI Samsul Hidayat mengatakan, salah satunya adalah PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI). "Iya, benar LAMI mau go private," kata Samsul kepada KONTAN, Senin (24/10). Ia mengatakan, kedua emiten ini telah datang kepada BEI untuk menyatakan rencana delisting.

LAMI menyatakan kepada bursa rencana untuk go private dan voluntary delisting per 29 September 2016 lalu. "Mereka merasa lebih baik tidak menjadi perusahaan publik atau tidak tercatat di bursa," jelas Samsul.


Dalam keterbukaan informasi kepada publik Senin (24/10), LAMI menyatakan siap membeli kembali saham publik terkait rencana emiten menjadi perusahaan tertutup (go private). Harga penawaran tender saham emiten pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan ini dipatok sebesar Rp 531 per saham.

Harga ini lebih tinggi daripada hasil penilaian harga wajar, yakni Rp 502,7 per saham.

Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengatakan, harga penawaran tersebut baik untuk pemegang saham LAMI. "Itu kan di atas harga pasar. Harusnya not bad," kata David.

Di semester satu 2016, LAMI mencatat laba bersih Rp 11 miliar. Di periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih mencapai Rp 25 miliar. LAMI akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta restu go private pada 30 November 2016.

Kedua saham yang mau delisting tersebut sudah dihentikan perdagangannya atas permintaan emiten. Tapi Samsul belum bersedia membuka identitas emiten lain yang ingin keluar dari bursa. Yang jelas, meski tidak lagi memperdagangkan saham di bursa, emiten ini tidak berniat jadi perusahaan tertutup.

"Hanya mau delisting," kata dia. Pada kesempatan yang berbeda sebelumnya Samsul pernah mengatakan bahwa perusahaan kedua yang ingin delisting ini memang pemegang saham publiknya sedikit, tapi laporan keuangannya bagus.

"Laporan keuangannya bagus, tetap beroperasi, tapi saham floating-nya kecil banget. Walaupun delisting, mereka tetap emiten," kata Samsul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie