JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP) siap menggeber ekspansi pada tahun depan. Dua emiten konstruksi pelat merah ini mengerek target rights issue menjadi total Rp 10,3 triliun pada 2016. Perinciannya, WIKA berencana membidik dana rights issue senilai Rp 6,1 triliun. Sementara PTPP mengincar Rp 4,2 triliun. Dari situ, parlemen menyetujui penyertaan modal negara (PMN) untuk WIKA senilai Rp 4 triliun. Target sebelumnya, WIKA hanya mendapatkan suntikan PMN senilai Rp 3 triliun. Adapun PTPP akan menerima PMN Rp 2,25 triliun dari target sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.Pemerintah menambah alokasi PMN untuk kedua emiten tersebut demi menggenjot proyek infrastruktur pada tahun depan.
WIKA berencana menggelar rights issue antara Maret hingga April 2016. WIKA akan menggunakan dana hasil rights issue untuk membangun sejumlah proyek, seperti kawasan industri Kuala Tanjung, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten berkapasitas 2x1.000 MW, PLTU Aceh 2x200 MW, jalan tol Soreang-Pasir Koja, jalan tol Manado-Bitung, jalan tol Samarinda-Balikpapan dan Water Treatment Plant (WTP) Jatiluhur. Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA, mengatakan, penambahan PMN ini untuk meningkatkan kepemilikan WIKA pada proyek PLTU Aceh. "Kami akan menambah share dari 15% menjadi 40%." kata dia kepada KONTAN, Rabu (7/10). Suradi menandaskan, dana rights issue tersebut tidak termasuk untuk membiayai proyek kereta api Jakarta-Bandung. Saat ini, manajemen WIKA masih mengkaji alternatif pendanaan khusus untuk proyek tersebut (lihat pula halaman 16). Sedangkan PTPP akan rights issue pada kuartal II-2016. Hasilnya akan dipakai untuk proyek pelabuhan di kawasan industri Kuala Tanjung, jalan tol dan pembangkit listrik. Menurut Agus Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP, porsi PTPP di proyek pelabuhan akan dikerek (baca pula halaman 3). Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri melihat prospek rights issue kedua emiten konstruksi itu akan bagus. Sebab, kondisi pasar di kuartal kedua tahun depan akan membaik. Dia memprediksi, The Fed mengerek suku bunga awal 2016 dan pasar akan tertekan di kuartal pertama. Setelah itu, pasar membaik lagi. Selain itu, lanjut Hans, penyerapan belanja pemerintah akan lebih baik di kuartal keempat, sehingga ekonomi perlahan membaik dan berdampak positif pada pasar modal. "Oleh karena itu, rights issue pada tahun depan akan lebih baik." kata Hans.
Tambah lagi, selama beberapa tahun ke depan pemerintah akan fokus mengembangkan proyek infrastruktur. Alhasil, saham yang berhubungan dengan sektor tersebut selalu menarik bagi investor pasar modal. Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, kondisi pasar tahun depan tergantung kemampuan pemerintah menjaga kondisi makro ekonomi, terutama lewat penyerapan anggaran infrastruktur. Jika penyerapan belanja pemerintah dalam tiga bulan mendatang cukup bagus, maka ekonomi akan mengalami perbaikan dan akhirnya berdampak positif pada pergerakan pasar saham. Hanya saja, kata Reza, dampak positifnya baru terasa di kuartal kedua tahun depan, karena laporan keuangan tahunan baru keluar di akhir kuartal I-2016. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto