Dua emiten perbankan pilih jual saham baru



JAKARTA. Emiten perbankan mulai getol memperkuat modal dengan penerbitan saham baru. Setidaknya dua bank telah mengumumkan rencana penerbitkan saham baru mereka, yaitu

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA). NISP akan menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII dengan mekanisme penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

NISP akan melepas sebanyak-banyaknya 2,916 miliar saham biasa baru dengan nilai nominal Rp 125 per saham. Dengan harga penawaran di kisaran Rp 1.200 per saham, NISP bisa meraih fulus Rp 3,5 triliun dari aksi korporasi ini.


Seluruh dana yang diperoleh lewat rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk membiayai penyaluran kredit.

Harga penawaran itu lebih rendah 6,67% dari harga pasar yaitu Rp 1.280 per saham. Namun, harga saham NISP memang tidak bergerak sejak 29 Juli.

Penerbitan saham baru NISP ini memiliki efek dilusi maksimum sampai 25,4%. Sementara, rasio penjatahan rights issue ini 500:171. Artinya, setiap pemegang 500 saham lama berhak membeli 171 saham baru. Jika masih ada sisa HMETD yang tidak dieksekusi, seluruh saham yang tersisa tersebut akan dikembalikan ke dalam portepel.

Sebagai catatan, kini, 85,08% saham NISP digenggam oleh OCBC Overseas Investment Pte. Ltd. Sementara, sisanya sebesar 14,92% dimiliki masyarakat.

PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA) juga akan melepas 386,47 juta saham seri B yang setara 12,50% dari modal ditempatkan dan disetor.

Dengan rasio rights issue 8:1, MAYA akan menerbitkan 386,48 juta saham Seri B dengan harga pelaksanaan Rp 780-Rp 925. Sebagai pembading, kemarin (13/8), harga MAYA di Rp 1.180.

Jika berpatokan pada kisaran harga penawaran itu, MAYA berpotensi meraup dana Rp 301,45 miliar-Rp 357,49 miliar dari hajatan ini. Kalau tak terserap penuh, Brilliant Bazaar Pte. Ltd, pemegang saham MAYA, akan membeli saham yang tersisa. Sama seperti NISP, nantinya perolehan dana ini untuk ekspansi kredit.

Supriyadi, Analis OSO Securities, berpendapat, bagi bank, dana dari rights issue lebih murah dibanding dana lainnya. Ambil contoh obligasi. "Ini langkah cukup tepat bagi emiten perbankan untuk ekspansi kredit, " jelas kata Supriyadi.

Supriyadi menghitung, harga rights issue kedua emiten itu cukup menarik dan murah. Sebab, menurut dia, nilai teoritis NISP di Rp 1.260 dan MAYA di Rp 1.170. Sehingga, harga penawaran NISP dan MAYA lebih rendah dari harga teoritis. Itu juga yang membuat dia yakin, rights issue keduanya bisa terserap dengan baik.

Namun, Reza Nugraha, Analis MNC Securities memberikan catatan khusus. Ia menilai, likuiditas saham kedua emiten tersebut kurang bagus sehingga daya tarik saham baru ini hanya di harga penawaran. "Dari sisi harga cukup menarik, namun dari sisi likuiditas kurang," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana