JAKARTA. Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) mengatakan, ada dua perusahaan serat fiber tekstil dalam negeri yang berhenti produksi untuk sementara. Perusahaan itu berhenti produksi karena adanya kelebihan pasokan di industri serat fiber yang membuat perusahaan kesulitan menjual barang. Hal itu dikatakan Redma Gita Wirawasta, Sekretaris Jenderal Apsyfi. "Ada dua perusahaan yang berhenti produksi sementara. Saya tidak bisa bilang namanya," ujarnya usai jumpa Menteri Perindustrian, di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (22/6). Ia hanya mengatakan, dua perusahaan tersebut adalah emiten bursa. Adapun jumlah tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan mencapai 1.800 orang. "Satu perusahaan berhenti produksi November tahun lalu. Satu perusahaan lagi berhenti produksi di bulan Januari tahun ini," ujar Gita. Menurutnya, alasan dua produsen serat fiber tersebut berhenti adalah dikarenakan tengah terjadi kelebihan pasokan serat fiber di industri hulu tekstil. "Ekonomi dunia melambat, permintaan dunia turun. Pasar Indonesia terus bertumbuh. Produk impor baik yang legal maupun tidak legal masuk pasar Indonesia. Pelaku industri dalam negeri jadi kesulitan menjual, stok menumpuk, lalu berhenti produksi sementara," Gita menjelaskan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dua emiten serat fiber berhenti produksi sementara
JAKARTA. Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) mengatakan, ada dua perusahaan serat fiber tekstil dalam negeri yang berhenti produksi untuk sementara. Perusahaan itu berhenti produksi karena adanya kelebihan pasokan di industri serat fiber yang membuat perusahaan kesulitan menjual barang. Hal itu dikatakan Redma Gita Wirawasta, Sekretaris Jenderal Apsyfi. "Ada dua perusahaan yang berhenti produksi sementara. Saya tidak bisa bilang namanya," ujarnya usai jumpa Menteri Perindustrian, di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (22/6). Ia hanya mengatakan, dua perusahaan tersebut adalah emiten bursa. Adapun jumlah tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan mencapai 1.800 orang. "Satu perusahaan berhenti produksi November tahun lalu. Satu perusahaan lagi berhenti produksi di bulan Januari tahun ini," ujar Gita. Menurutnya, alasan dua produsen serat fiber tersebut berhenti adalah dikarenakan tengah terjadi kelebihan pasokan serat fiber di industri hulu tekstil. "Ekonomi dunia melambat, permintaan dunia turun. Pasar Indonesia terus bertumbuh. Produk impor baik yang legal maupun tidak legal masuk pasar Indonesia. Pelaku industri dalam negeri jadi kesulitan menjual, stok menumpuk, lalu berhenti produksi sementara," Gita menjelaskan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News