Dua faktor bikin mata uang Asia fluktuatif



JAKARTA. Mata uang Asia bergerak fluktuatif pada transaksi perdagangan hari ini (30/10). Meski demikian, pergerakannya mendekati level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Hal itu dapat dilihat dari pergerakan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang menyentuh level 117,71, mendekati level 117,93 yang tercipta pada 25 Oktober lalu.  Ini merupakan level tertinggi sejak Februari lalu. Sementara itu, pada pukul 09.44, rupiah Indonesia melemah 0,2% menjadi 9.628 per dollar AS. Sedangkan baht Thailand melemah 0,1% menjadi 30,75. Kondisi berbeda terjadi pada won Korea Selatan yang menguat 0,1% menjadi 1.095,40. Di negara Asia lainnya, dollar taiwan menguat 0,1% menjadi NT$ 29,253. Sedangkan ringgit Malaysia dan peso Filipina tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 3,0605 dan 41,278. Dong Vietnam bergerak stabil di posisi 20.845. Ada sejumlah sentimen yang menyebabkan mata uang Asia bergerak fluktuatif. Pertama adalah kecemasan mengenai krisis utang eropa yang semakin memburuk. Kedua, data positif AS berupa kenaikan anggaran belanja konsumen yang melampaui estimasi pelaku pasar. "Pelaku pasar saat ini memilih untuk berhati-hati. Terjadi musibah bencana alam dan kondisi di Eropa belum juga membaik," jelas Vishnu Varathan, ekonom Mizuho Corporate Bank Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie