Dua faktor pendukung naiknya cadev



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Desember 2017 sebesar US$ 130,20 miliar, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir November 2017 sebesar US$ 125,97 miliar.

BI melansir, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerbitan global bonds pemerintah serta penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah.

Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, dua faktor ini cenderung mengimbangi. Sebab, kinerja ekspor memang relatif baik pada tahun 2017 lalu yang ditopang oleh kenaikan harga komoditas.


Dengan demikian, menurut Andry, tahun ini cadev masih akan terus positif, “Tahun ini akan terus positif selama akumulasi cadevnya (seperti) itu. Seharusnya dengan risiko yang mungkin lebih tinggi di semester II memang selayaknya harus conscious untuk naikkan cadevnya. ” kata Andry kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).

Ia melihat, pada tahun ini kemungkinan cadev masih di kisaran US$ 135 hingga US$ 140, “BI harus jaga volatilitasnya, bagusnya BI bisa jaga dan itu yan sangat di-value positive sama investor,” jelasnya.

Andry melanjutkan, posisi cadev ini sanggup untuk membuat rupiah stabil meskipun ada risiko outflow yang tinggi.

“Misal the fed rebalancing kayaknya dia pelan-pelan. Kalau dia naikkan kayaknya tidak banyak outflow-nya. outflow di bonds-nya saja masih di semester II dan angkanya relatif tidak besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto