JAKARTA. Rupiah melemah lagi dari penutupan hari sebelumnya terhadap dollar AS. Hari Selasa (30/10), kurs USD/IDR melemah 7 poin ke Rp 9.630 dari penutupan hari sebelumnya.Padahal kemarin, di tengah IHSG yang menembus rekor, rupiah juga melemah 0,14% ke Rp 9.623. Kepala Riset Bank Negara Indonesia (Bank BNI) Nurul Eti Nurbeti melihat ada dua faktor yang membuat rupiah lunglai. Pertama, kebutuhan rutin perusahaan akan dollar AS menjelang akhir bulan. Kedua, investor cenderung menyelamatkan portfolionya dalam dollar karena badai Sandy di Amerika Serikat (AS). "Karena itu meningkatkan risk aversion pelaku pasar kembali," jelasnya kepada KONTAN, Rabu (31/10).Hari ini Nurul memprediksi rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi melemah ke kisaran 9.590-9.660.Untuk instrumen Non Delivery Forward ( NDF) 1 bulan, perdagangan (USD/IDR) di pasar offshore Singapura pagi ini dibuka kembali terdepresiasi ke 9.650-9.660, dari penutupan tadi malam di 9.630. Ini berpotensi menambah tekanan terhadap mata uang Garuda.Nurul berharap BI terus menjaga rupiah. "Kesiagaan BI mengawal rupiah cenderung memberi efek psikologis yang mereduksi tekanan rupiah," ujar Nurul. Namun kemungkinan koreksi yang terjadi pada pasar modal hari ini semakin melemahkan kekuatan rupiah.
Dua faktor penyebab rupiah makin lunglai
JAKARTA. Rupiah melemah lagi dari penutupan hari sebelumnya terhadap dollar AS. Hari Selasa (30/10), kurs USD/IDR melemah 7 poin ke Rp 9.630 dari penutupan hari sebelumnya.Padahal kemarin, di tengah IHSG yang menembus rekor, rupiah juga melemah 0,14% ke Rp 9.623. Kepala Riset Bank Negara Indonesia (Bank BNI) Nurul Eti Nurbeti melihat ada dua faktor yang membuat rupiah lunglai. Pertama, kebutuhan rutin perusahaan akan dollar AS menjelang akhir bulan. Kedua, investor cenderung menyelamatkan portfolionya dalam dollar karena badai Sandy di Amerika Serikat (AS). "Karena itu meningkatkan risk aversion pelaku pasar kembali," jelasnya kepada KONTAN, Rabu (31/10).Hari ini Nurul memprediksi rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi melemah ke kisaran 9.590-9.660.Untuk instrumen Non Delivery Forward ( NDF) 1 bulan, perdagangan (USD/IDR) di pasar offshore Singapura pagi ini dibuka kembali terdepresiasi ke 9.650-9.660, dari penutupan tadi malam di 9.630. Ini berpotensi menambah tekanan terhadap mata uang Garuda.Nurul berharap BI terus menjaga rupiah. "Kesiagaan BI mengawal rupiah cenderung memberi efek psikologis yang mereduksi tekanan rupiah," ujar Nurul. Namun kemungkinan koreksi yang terjadi pada pasar modal hari ini semakin melemahkan kekuatan rupiah.