Dua hal yang dianggap keunggulan Jokowi pada debat



Debat pertama kandidat capres dan cawapres yang digelar Senin (9/6/2014) lalu, masih hangat diperbincangkan. Sejumlah kalangan menilai, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menampilkan performa yang lebih baik dibandingkan rivalnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Lalu, apa catatan dari tim sukses Jokowi-JK? Apa yang menyebabkan "jagoannya" mendapatkan apresiasi positif?Salah seorang anggota tim hukum Jokowi-JK Alexander Lay mengatakan, setidaknya ada dua hal penyebab Jokowi-JK dianggap mengungguli Prabowo-Hatta dalam debat kandidat tersebut."Pertama karena Jokowi pelaku lapangan. Kan topiknya demokrasi, pemerintah bersih, dan kepastian hukum. Jokowi tinggal mengatakan apa yang sudah dilakukan sehari-hari," ujarnya di Media Center JKW4P, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (11/6/2014).Kedua, lanjut Alex, yakni kerendahan hati bagi Jokowi untuk mau berdiskusi, memperdalam, dan mengelaborasi apa yang telah dikerjakan sehari-harinya dengan topik yang ditentukan. Di sela-sela kampanye, kata Alex, Jokowi terus belajar dengan sejumlah tim ahli."Kerendahan hati Beliau untuk belajar, dan mendengar masukan-masukan saya rasa jadi kunci keberhasilan Beliau dalam debat," lanjut Alex.Alex mengungkapkan, tak sulit berdiskusi dan melatih Jokowi-JK berbicara. Keduanya sepakat tak akan mengubah gayanya dalam berbicara dan memilih tampil apa adanya.Pertanyaan terkait pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang dilayangkan kepada Prabowo, memang salah satu pertanyaan yang disiapkan. Akan tetapi, bukan pertanyaan utama."Pertanyaan itu ada yang mengusulkan untuk ditanyakan. Tapi bukan yang harus ditanyakan. Saya rasa itu spontanitas Pak JK saja," ujarnya.Alex mengaku sangat puas dengan performa Jokowi dan JK, terutama pertanyaan soal hak asasi manusia. Mengapa?"Karena Prabowo tampak tak suka atas pertanyaan itu. Apalagi konteks jawabannya lebih ke arah klarifikasi terhadap masa lalunya, padahal pertanyaannya bersifat umum," kata Alex. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie