KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perbankan yang masuk dalam kategori Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 sedang dilanda koreksi selama dua hari berturut. Meski, analis menilai koreksi terhadap saham tersebut masih dalam kategori wajar. Adapun, saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) menjadi salah satu yang turun paling besar di antara saham bank big caps lainnya. BBCA turun sekitar 250 poin selama dua hari ini menjadi Rp 8.850 per saham. Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) yang sudah lebih dulu mengalami koreksi sejak awal pekan kemarin. Itu berarti, selama tiga hari, BMRI sudah turun 225 poin menjadi Rp 5.850 per saham.
PT Bank Rakyat Indonesia memiliki nasib yang cukup berbeda, sebab pada penutupan perdagangan (18/10) sahamnya bergerak flat di harga Rp 5.150 per saham. Hanya saja, sejak awal pekan hingga kemarin (17/10), bank yang fokus pada UMKM ini sudah koreksi 125 poin. PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) menjadi bank big caps yang memiliki pergerakan saham lebih baik. Sebab, bank dengan logo 46 ini baru terkoreksi pada perdagangan hari ini (18/10) sekitar 75 poin menjadi Rp 5.125 per saham.
Baca Juga: Asing Melego Tiga Saham Big Caps Perbankan Saat IHSG Menguat pada Selasa (17/10) Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengungkapkan bahwa koreksi yang terjadi saat ini masih dalam kategori wajar. Di mana, itu lebih dipengaruhi oleh sentimen makro. Dari sisi makro, ia melihat investor sedang menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia terkait penetapan tingkat suku bunga. Meskipun, bisa dipastikan tingkat suku bunga tidak akan berubah di bulan ini. Di mana, Bank Sentral AS juga masih mengambil kebijakan hawkish mengingat inflasi di sana juga masih belum turun. Oleh karenanya, BI juga akan selaras dengan kebijakan tersebut. Sementara itu, dari sisi mikro, Nafan bilang investor juga sedang menantikan kinerja dari bank-bank tersebut di kuartal ketiga. Namun, ia optimistis bank-bank KBMI 4 ini masih bakal melanjutkan kinerja yang progresif untuk periode tersebut. “Biasanya investor bersikap prudent dan tentunya tercermin dari kondisi riil daripada pergerakan harga sahamnya,” ujar Nafan. Meski demikian, Nafan bilang bahwa terkoreksinya harga saham KBMI 4 akan menjadi peluang yang bagus bagi para pelaku investor untuk melakukan akumulasi sahamnya. Ia melihat saat ini saham-saham bank KBMI 4 masih tergolong layak untuk dikoleksi di antara saham bank lainnya.
Sependapat, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat sentimen yang mempengaruhi saham bank KBMI 4 ini berfluktuasi adalah sentimen eksternal.
Ia menyoroti terkait kondisi geopolitik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Menurutnya, jika eskalasi perang tersebut semakin besar tentu akan memberikan sentimen negatif. “Sebab kalau dilihat dari sisi fundamental, semua masih baik adanya,” ujar Nico. Hampir sama, Nico bilang jika saham-saham bank KBMI 4 ini turun dan dirasa mampu memberikan valuasi yang tinggi di masa mendatang, tak ada salahnya bagi investor untuk melakukan akumulasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari