Dua hari melemah, harga tembaga diprediksi rebound



JAKARTA. Harga tembaga melaju awal tahun 2017. Kenaikan harga tembaga didukung rencana pembangunan infrastruktur Amerika Serikat (AS) hingga kekhawatiran turunnya pasokan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/2) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 0,99% ke level US$ 5.886 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Harga tembaga mengalami koreksi dalam dua hari beruntun setelah akhir Januari lalu bertengger di level US$ 5.991 per metrik ton atau tertinggi sejak Juni 2015.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, kondisi fundamental mendukung sentimen positif pada harga tembaga. Sejak akhir tahun 2016, tembaga berhasil mencatat kenaikan hingga 6,3%.


"Sejak akhir tahun 2016, tren komoditas logam industri sudah terdorong oleh rencana pembangunan infrastruktur AS di bawah Presiden Donald Trump,"kata Ibrahim. Pada berbagai kesempatan kampanye, Trump menyatakan akan meningkatkan anggaran infrastruktur di negeri Paman Sam. Hal tersebut menimbulkan optimisme kenaikan permintaan tembaga.

Di saat yang sama, muncul kekhawatiran berkurangnya pasokan tembaga tahun ini. China menerapkan kebijakan reformasi industri termasuk mengurangi hingga 50% produksi tembaga dalam negeri. Lalu para pegawai BHP Billiton Ltd di tambang tembaga Escondida, Chili berencana melakukan mogok kerja terkait masalah upah.

Barclays Plc memperkirakan negosiasi tenaga kerja di tambang Escondida dapat mempengaruhi lebih dari 2,5 juta ton pasokan tambang. Barclays memperkirakan surplus tembaga sebesar 39.000 ton tahun ini, dengan asumsi 5% produksi utama dunia dari total 20,7 juta ton hilang akibat gangguan. Penghentian produksi di Escondida dapat menghapus 24.000 ton tembaga per minggu.

Masalah pasokan juga terjadi di Indonesia lantaran pemerintah belum mengizinkan produsen tembaga Freeport McMoran melakukan ekspor. Belum lagi dorongan dari kenaikan harga minyak mentah setelah produsen minyak yang tergabung dalam OPEC serta 11 negara non OPEC menyepakati pembatasan produksi. "Kenaikan harga minyak turut membantu laju harga tembaga," papar Ibrahim.

Sentimen positif ini menurut Ibrahim akan terus mendorong laju kenaikan harga tembaga hingga akhir kuartal pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto