JAKARTA. Investor asing yang bergerak di bidang makanan dan minuman berencana membenamkan duitnya di tanah air. Saat ini, kedua investor dari Jepang dan Korea Selatan itu tengah melakukan penjajakan.Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menjelaskan, kedua investor itu tertarik lantaran melihat potensi pasar Indonesia yang sangat besar. Salah satu indikasinya adalah jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa."Mereka berencana produksi minuman dan makanan ringan," kata Adhi, Senin (27/9). Sayang, dia masih enggan menyebut nama perusahaan atau nama produknya tersebut. Yang pasti, dia bilang kedua calon investor tersebut sudah mulai melakukan penelitian mengenai kondisi pasar, proses kebijakan pemerintah hingga proses investasi makanan dan minuman di Indonesia.GAPMMI mencatat, industri makanan dan minuman tetap tumbuh positif meski terjadi krisis. Tahun lalu, omzetnya mencapai Rp 550 triliun. Tahun ini, GAPMMI memprediksikan naik menjadi Rp 620 triliun.Total seluruh pasar makanan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun yang termasuk makanan pokok seperti beras. Sementara pasar makanan dan minuman impor di Indonesia tahun ini diprediksi Adhi mencapai Rp 20 triliun. "Pertumbuhan pasar paling tinggi itu adalah sektor minuman," jelasnya.Adhi menyebutkan, potensi pasar yang terus membesar akan daya tarik produsen makanan asing. Sehingga, ketertarikan investor makanan dan minuman masuk ke Indonesia merupakan salah satu tantangan bagi industri di dalam negeri. "Saatnya industri di dalam negeri segera meningkatkan daya saingnya agar tidak tertinggal," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dua investor asing incar industri makanan dan minuman
JAKARTA. Investor asing yang bergerak di bidang makanan dan minuman berencana membenamkan duitnya di tanah air. Saat ini, kedua investor dari Jepang dan Korea Selatan itu tengah melakukan penjajakan.Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menjelaskan, kedua investor itu tertarik lantaran melihat potensi pasar Indonesia yang sangat besar. Salah satu indikasinya adalah jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa."Mereka berencana produksi minuman dan makanan ringan," kata Adhi, Senin (27/9). Sayang, dia masih enggan menyebut nama perusahaan atau nama produknya tersebut. Yang pasti, dia bilang kedua calon investor tersebut sudah mulai melakukan penelitian mengenai kondisi pasar, proses kebijakan pemerintah hingga proses investasi makanan dan minuman di Indonesia.GAPMMI mencatat, industri makanan dan minuman tetap tumbuh positif meski terjadi krisis. Tahun lalu, omzetnya mencapai Rp 550 triliun. Tahun ini, GAPMMI memprediksikan naik menjadi Rp 620 triliun.Total seluruh pasar makanan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 2.000 triliun yang termasuk makanan pokok seperti beras. Sementara pasar makanan dan minuman impor di Indonesia tahun ini diprediksi Adhi mencapai Rp 20 triliun. "Pertumbuhan pasar paling tinggi itu adalah sektor minuman," jelasnya.Adhi menyebutkan, potensi pasar yang terus membesar akan daya tarik produsen makanan asing. Sehingga, ketertarikan investor makanan dan minuman masuk ke Indonesia merupakan salah satu tantangan bagi industri di dalam negeri. "Saatnya industri di dalam negeri segera meningkatkan daya saingnya agar tidak tertinggal," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News