KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan pada pekan ini. Pelemahan terbesar terjadi pada ringgit Malaysia dan won Korea Selatan. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.31 waktu Kuala Lumpur, ringgit melemah 0,8% sepanjang pekan ini menjadi 3,1020 per dollar AS. Sementara, won melemah 0,7% menjadi 1.086 per dollar AS pada periode yang sama. Sementara itu, sejumlah mata uang Asia juga melemah pada minggu ini. Sebut saja rupe India yang melemah 0,5% menjadi 54,505 dan rupiah Indonesia yang melemah 0,4% menjadi 9.708. Kondisi tersebut menyebabkan pergerakan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang, ikut turun sebesar 0,1% dalam lima hari terakhir.Ada beberapa penyebab yang membuat mata uang Asia tak bertenaga terhadap si hijau. Pertama, beredar spekulasi the Federal Reserve tidak akan melanjutkan pelonggaran kebijakan atau biasa dikenal dengan quantitative easing. Kedua, bank sentral di kawasan regional akan melakukan intervensi untuk menahan laju apresiasi mata uang. "Hasil laporan pertemuan the Fed memberikan dampak yang sangat besar dan penguatan dollar terjadi secara menyeluruh. Selain itu, masih ada spekulasi bahwa sejumlah bank sentral akan melakukan intervensi untuk menahan apresiasi pada mata uang mereka," papar Koji Fukaya, president of currency research and consulting company Office Fukaya di Tokyo. Di negara Asia lainnya, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,604, yuan China melemah 0,1% menjadi 6,2386, dong Vietnam melemah 0,2% menjadi 20.885, dan baht Thailand menguat 0,1% menjadi 29,83. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dua isu yang bikin mata uang Asia loyo pekan ini
KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan pada pekan ini. Pelemahan terbesar terjadi pada ringgit Malaysia dan won Korea Selatan. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.31 waktu Kuala Lumpur, ringgit melemah 0,8% sepanjang pekan ini menjadi 3,1020 per dollar AS. Sementara, won melemah 0,7% menjadi 1.086 per dollar AS pada periode yang sama. Sementara itu, sejumlah mata uang Asia juga melemah pada minggu ini. Sebut saja rupe India yang melemah 0,5% menjadi 54,505 dan rupiah Indonesia yang melemah 0,4% menjadi 9.708. Kondisi tersebut menyebabkan pergerakan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang, ikut turun sebesar 0,1% dalam lima hari terakhir.Ada beberapa penyebab yang membuat mata uang Asia tak bertenaga terhadap si hijau. Pertama, beredar spekulasi the Federal Reserve tidak akan melanjutkan pelonggaran kebijakan atau biasa dikenal dengan quantitative easing. Kedua, bank sentral di kawasan regional akan melakukan intervensi untuk menahan laju apresiasi mata uang. "Hasil laporan pertemuan the Fed memberikan dampak yang sangat besar dan penguatan dollar terjadi secara menyeluruh. Selain itu, masih ada spekulasi bahwa sejumlah bank sentral akan melakukan intervensi untuk menahan apresiasi pada mata uang mereka," papar Koji Fukaya, president of currency research and consulting company Office Fukaya di Tokyo. Di negara Asia lainnya, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,604, yuan China melemah 0,1% menjadi 6,2386, dong Vietnam melemah 0,2% menjadi 20.885, dan baht Thailand menguat 0,1% menjadi 29,83. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News