Dua lembaga naikkan peringkat Medco (MEDC), ini kata analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua lembaga pemeringkat internasional menaikkan rating PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Moody’s menaikkan rating Medco dari B2 menjadi B1 dengan outlook stabil. Sedangkan S&P menaikkan rating dari B dengan outlook positif menjadi B+ dengan outlook stabil.

Analis Henan Putihrai (HP) Sekuritas Liza Camelia menilai, perusahaan masih dalam kondisi leverage yang sehat sehingga pantas untuk menerima kenaikan credit rating.

Liza pun menjabarkan kondisi ini didukung oleh aksi korporasi Medco yang akan menopang pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan.


Baca Juga: Moody's naikkan peringkat obligasi global anak usaha Medco Energi (MEDC)

Beberapa aksi korporasi tersebut antara lain, Medco masih akan melanjutkan proses divestasi asetnya di Libya, dan Afrika Utara. Kemudian, perusahaan ini akan mulai melakukan pengeboran pada blok migas Songkang Utara di Natuna Timur, yang mana blok ini telah diakuisisi 100% pada tahun lalu.

Selanjutnya, dari akuisisi Ophir, perusahaan mendapatkan pendapatan berulang (recurring income) sebesar US$ 50 juta per tahun mulai tahun ini dan seterusnya.

Aksi korporasi lain adalah soal pengembangan wilayah kerja Bualang, Thailand yang awalnya sekitar 12.900 barel setara minyak per hari, seiring dengan penyelesaian program bisa mencapai 14.000 barel setara minyak per hari pada pertengahan 2020.

Di dalam negeri, pekerjaan pada Blok Meliwis di Jawa Timur telah mencapai 57% dengan instalasi lepas pantai. Gas perdana dari blok ini diperkirakan akan mulai disalurkan pada pertengahan 2020.

Baca Juga: Moody's kerek peringkat Medco Energi Internasional (MEDC)

“Harus diakui adanya peningkatan utang untuk mendanai akuisisi Ophir Energy di tahun 2019. Namun dengan sederet target revenue di atas, maka rasio utang per EBITDA diperkirakan akan membaik,” jelas Liza, Jumat (10/1).

Dia memperkirakan rasio utang per EBITDA berada di bawah 4x pada tahun 2019, dibanding 4,4x pada tahun 2018. Setelah itu, Adjusted Net Debt per EBITDA juga diharapkan akan membaik menjadi sekitar 3,2-3,5x dalam dua tahun ke depan, dari tadinya 3.9x pada September 2019 dan 4.4x pada tahun 2018.

Lebih lanjut, Medco saat ini juga tengah diliputi ketidakpastian akibat konflik Iran-Amerika Serikat (AS) beberapa waktu ini. Liza berharap kondisi ini tidak terus berkembang ke arah yang lebih buruk hanya demi mendongkrak harga minyak.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) meraup laba bersih US$ 19,27 juta pada kuartal III-2019

Dia juga berharap Medco tetap fokus pada aksi-aksi korporasi dan kegiatan produksi yang menguntungkan ketimbang mengharapkan gejolak dari kondisi ketidakpastian saat ini.

Secara teknikal, Liza melihat saham MEDC telah mengalami uptrend jangka pendek sejak awal Desember 2019. Dan apabila posisi support Rp 875 mampu dijaga, maka akan membawa MEDC melanjutkan kenaikan menuju Rp 930, kemudian kembali uji resistance pada level tertinggi sebelumnya di sekitar Rp 980.

“Gunakan momentum kenaikan harga minyak mentah sebagai kesempatan untuk meraup capital gain pada trading saham MEDC,” ujar Liza menyarankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto