Dua miliarder AS berebut lahan kasino di Jepang



TOKYO. Kendati belum lahir, bisnis kasino Jepang sudah menarik minat para miliarder. Saat ini, dua taipan Amerika Serikat (AS) tengah bersaing menjadi penggagas proyek kasino di Jepang. Tokyo dan Osaka adalah dua kota yang dibidik menjadi tuan rumah perdana bisnis kasino di Jepang.

Jepang akan memilih satu dari dua kota itu menjadi pusat judi resmi. Negeri Sakura ini merupakan salah satu dari pasar judi terbesar dunia yang hingga kini belum tersentuh. Broker CLSA memprediksi, Jepang akan menjadi pusat judi terbesar di dunia setelah Makau dan AS, dengan pendapatan tahunan lebih dari US$ 40 miliar.

Pejabat yang mendukung legalisasi kasino berharap, draf awal aturan legalisasi kasino bergulir pada tahun ini. Selanjutnya, pembukaan resor pertama diharapkan bisa terjadi pada tahun 2020, momentum ketika Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade.


Prospek kasino di Negeri Sakura itulah yang menarik minat pengusaha real estate asal Chicago, Neil Bluhm. Dia tengah merancang proyek hiburan di Osaka, kawasan komersial di selatan Jepang. Raja judi Las Vegas, Sheldon Adelson, tak mau kalah. Dia siap menggarap proyek resor di Tokyo.

Bluhm memiliki kasino di Pennsylvania, Chicago dan Niagara Falls. Bluhm meyakini, Osaka memiliki pemerintah lokal yang fleksibel dan bisa mendorong proyek kasino. Menurut dia, pembangunan proyek hiburan di Tokyo, cenderung lebih kompleks, memakan waktu dan lebih mahal.

Sedangkan Adelson melihat Tokyo, dengan populasi 13,2 juta jiwa, berpotensi besar memiliki kasino. CEO Las Vegas Sands Corp ini berjanji akan membelanjakan US$ 10 miliar apabila Jepang membuka fasilitas judi secara legal.

Morgan Stanley menghitung, proyek kasino Jepang menghabiskan dana US$ 5 miliar dengan potensi return on investment 20%. "Kami siap untuk berdiskusi dengan investor asing," ujar Masayuki Inoue, Direktur Jenderal Biro Strategi Ekonomi Osaka, Minggu (11/5).

Editor: Dessy Rosalina