JAKARTA. Dua pejabat Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua pejabat tersebut adalah Asisten Deputi Pelayanan Kesehatan (Asdep Yankes), Sri Henni Setiawati dan pejabat Kesra, Wahyuning Tri Indarti.Juru Bicara KPK, Johan Budi S P mengatakan kedua pejabat Kesra tersebut diperiksa sebagai saksi. "Diperiksa untuk saksi korupsi alkes (alat kesehatan) 2006, Soetedjo," katanya, (07/09).Usai diperiksa selama delapan jam, Henni sempat memberikan komentar kepada wartawan. Henni mengakui kalau dirinya diperiksa sebagai saksi.Dia membantah kalau proyek kerja sama antara Departemen Kesehatan (Depkes) dengan Kementrian Kesra tak sesuai sesuai dengan di kalangan pemerintah. "Kata siapa untuk beli vaksin flu burung? Enggak ada itu," bantahnya saat ditanya mengapa realisasi proyek tersebut justru untu dibelikan alat kesehatan.Meski mengakui sebagai ketua panitia proyek pengadaan, Henni enggan memberikan komentar saat ditanya perihal penggelembungan harga pengadaan alkes 2006 yang rata-rata sampai 40%. "No comment," ujarnya.Henni justru memilih untuk menjelaskan kalau peserta panitia proyek sangat banyak. "Anggota saya kan banyak orang Depkes," terangnya.Mengenai siapa rekanan yang digandeng, Henni tak berkomentar banyak. "Tanya saja sama Pak Soetedjo," elaknya.Sementara itu, Wahyuning memilih irit berbicara. Dia hanya mengaku kalau posisinya ketika proyek terjadi adalah sebagai anggota proyek. "Iya sebagai anggota," akunya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dua Pejabat Kesra Diperiksa KPK
JAKARTA. Dua pejabat Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua pejabat tersebut adalah Asisten Deputi Pelayanan Kesehatan (Asdep Yankes), Sri Henni Setiawati dan pejabat Kesra, Wahyuning Tri Indarti.Juru Bicara KPK, Johan Budi S P mengatakan kedua pejabat Kesra tersebut diperiksa sebagai saksi. "Diperiksa untuk saksi korupsi alkes (alat kesehatan) 2006, Soetedjo," katanya, (07/09).Usai diperiksa selama delapan jam, Henni sempat memberikan komentar kepada wartawan. Henni mengakui kalau dirinya diperiksa sebagai saksi.Dia membantah kalau proyek kerja sama antara Departemen Kesehatan (Depkes) dengan Kementrian Kesra tak sesuai sesuai dengan di kalangan pemerintah. "Kata siapa untuk beli vaksin flu burung? Enggak ada itu," bantahnya saat ditanya mengapa realisasi proyek tersebut justru untu dibelikan alat kesehatan.Meski mengakui sebagai ketua panitia proyek pengadaan, Henni enggan memberikan komentar saat ditanya perihal penggelembungan harga pengadaan alkes 2006 yang rata-rata sampai 40%. "No comment," ujarnya.Henni justru memilih untuk menjelaskan kalau peserta panitia proyek sangat banyak. "Anggota saya kan banyak orang Depkes," terangnya.Mengenai siapa rekanan yang digandeng, Henni tak berkomentar banyak. "Tanya saja sama Pak Soetedjo," elaknya.Sementara itu, Wahyuning memilih irit berbicara. Dia hanya mengaku kalau posisinya ketika proyek terjadi adalah sebagai anggota proyek. "Iya sebagai anggota," akunya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News