Dua pemodal asing membeli saham Alfamart



JAKARta. Pemodal asing meminati PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Dua lembaga keuangan internasional, yaitu UBS AG London Branch AC Delta 1 dan Flemington Asset Management Limited, telah resmi masuk menjadi pemilik saham pengelola minimarket Alfamart tersebut.

Kedua lembaga itu masuk ke AMRT setelah membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan. Pada Kamis (8/9), AMRT menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement sebanyak 343,18 juta unit.

Dari jumlah itu, UBS membeli 317,44 juta saham dan Flemington membeli 25,74 juta saham. "Harga pelaksanaan (private placement) sebesar Rp 3.400 per saham," kata Fernia R. Kristanto, Sekretaris Perusahaan AMRT dalam keterangan resmi, Jumat (9/3). Dus, AMRT memperoleh dana Rp 1,17 triliun dari private placement tersebut.


Aksi private placement ini membuat jumlah saham AMRT yang diterbitkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi 3,77 miliar saham. UBS menguasai 8,41% saham AMRT dan porsi saham Flemington sebesar 0,68% saham.

Manajemen AMRT tak bersedia menjelaskan lebih lanjut terkait masuknya UBS dan Flemington. Dua Direktur AMRT, yakni Pudjianto dan Fernia Rosalie Kristanto, tidak merespons panggilan telepon dan pesan pendek yang dilayangkan KONTAN.

Ekspansi dan bayar utang

Fernia pernah mengungkapkan, dana hasil private placement akan dipakai untuk dua kebutuhan. Pertama, membiayai belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. AMRT memang belum mengalokasikan secara pasti jumlah capex di tahun ini.

Namun, AMRT berencana menambah tiga hingga empat unit pusat distribusi dan 800 toko baru. Rencananya, ekspansi tersebut akan dilakukan menyebar di daerah yang sudah menjadi kekuasaan AMRT seperti Jawa, Lampung, Makassar, Bali serta di Luar Jawa.

Untuk membangun satu unit pusat distribusi, AMRT biasanya memerlukan dana Rp 50 miliar hingga Rp 80 miliar. Sedangkan biaya untuk membangun satu unit toko sekitar Rp 800 juta, termasuk biaya sewa tanah selama lima tahun. Jika mengacu perkiraan itu, AMRT memerlukan capex sekitar Rp 960 miliar untuk merampungkan ekspansi di 2012.

Kedua, AMRT akan memakai dana private placement untuk mengurangi beban utangnya. Berdasarkan laporan keuangan per September 2011, AMRT memiliki total utang jangka pendek senilai Rp 2,72 triliun dan utang jangka panjang Rp 3,2 triliun. Tapi manajemen AMRT belum mengungkapkan besaran utang yang akan dibayar melalui dana private placement tersebut.

Kepala Riset Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, menilai, pencarian dana melalui private placement memang memberikan dua keuntungan bagi AMRT. Pertama, private placement tidak akan membebani keuangan AMRT seperti halnya pinjaman atau obligasi.

Skema private placement juga bisa memberikan sentimen positif bagi para investor. Soalnya, jumlah saham yang tercatat di BEI akan lebih banyak. "Ini akan positif karena investor memandang prospek likuiditas AMRT akan lebih baik, ujungnya pergerakan saham AMRT lebih terbaca," lanjut Reza.

Tapi Reza menebak harga AMRT sedikit terkoreksi di jangka pendek. Sebab, harga pelaksanaan private placement AMRT di bawah harga pasar saat ini. Dalam kondisi seperti itu, harga saham biasanya turun mendekati harga private placement. "Tapi setelah itu naik kembali sesuai kinerja perusahaan," jelas Reza.

Reza merekomendasikan beli AMRT di saat melemah ke Rp 3.800 per saham. Adapun target harga AMRT untuk jangka panjang di posisi Rp 4.350 per saham.Harga saham AMRT kemarin ditutup menguat 2,5% menjadi Rp 4.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can