Dua Periode Jadi Gubernur BI, Ini PR Perry Warjiyo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menetapkan petahana Perry Warjiyo menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023 - 2028 terpilih. 

Dalam periode kedua jabatan Perry, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan Perry masih memiliki beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan. 

Namun, David mengatakan pekerjaan rumah Perry akan terasa ringan. Pasalnya, di periode kedua ini kebanyakan Perry hanya tinggal melanjutkan apa yang sudah ia mulai di periode pertama kepemimpinannya. 


Baca Juga: Kembali Terpilih Menjadi Gubernur BI Periode 2023 - 2028, Ini Kata Perry Warjiyo

"Banyak inisiatif yang sudah dilakukan oleh BI. Beliau terpilih lagi, jadi semoga pekerjaan rumah dikerjakan dengan lebih mulus dan lancar," kata David kepada Kontan.co.id, Senin (20/3). 

David pun memerinci. Pekerjaan rumah pertama, mengenai sistem pembayaran. Dalam hal ini, bagaimana Perry akan memperluas pembayaran lintas batas. 

Bila BI sudah memiliki perjanjian pembayaran lintas batas dengan ASEAN-5, maka di periode kedua ini Perry memiliki tugas untuk memperluas jangkauan pembayaran lintas batas. 

"Bisa dengan menerapkan kepada seluruh negara anggota ASEAN," tambah David. 

Kedua, pengembangan mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC). 

Pada tahun 2022, Perry sudah meluncurkan white paper. Perry juga telah meluncurkan consultative paper dan pada Juli 2023 ini dirinya akan segera mengeluarkan desain model CBDC. 

Ketiga, memperkuat kebijakan mengenai devisa hasil ekspor (DHE). Menurut David, kebijakan mengenai DHE harus terus disosialisasikan. 

Mengingat, ini akan memberkuat ketersediaan valas Indonesia dan juga memperkokoh otot rupiah. 

Baca Juga: Sah! DPR Tetapkan Perry Warjiyo Menjadi Gubernur BI Terpilih Periode 2023-2028

Keempat, pengembangan kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dengan negara mitra atau local currency transaction (LCT). 

Bila hingga kini BI sudah memiliki kerja sama LCT dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China, maka pada tahun ini BI akan menambah negara mitra, yaitu Korea Selatan. 

"Ini hal yang baik. Karena juga akan mendorong stabilitas rupiah bila global sedang tidak pasti," tambah David. 

Kelima, pengendalian inflasi di dalam negeri. Ini juga berkaitan dengan menjaga daya beli masyarakat sehingga akan menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .