Dua perusahaan Korsel, petrokimia dan baterai, bakal investasi di Indonesia



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Perindustrian mengumumkan akan mendorong peningkatan investasi dari Korea Selatan, terutama di sektor industri yang menjadi prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Upaya ini juga dilakukan untuk memperdalam struktur industri di dalam negeri, sebab Korsel memiliki sejumlah korporasi yang telah berperan dalam rantai pasok global.

Baca Juga: Cabot Corporation berencana gelontorkan lebih dari US$ 100 juta “Salah satu perusahaan dari Korsel, yakni LG Chemical, telah menyampaikan minatnya untuk berinvestasi membangun pabrik baterai terintegrasi di Indonesia, yang meliputi pabrik baterai sel, baterai modul, hingga fasilitas daur ulang baterai,” Kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Kamis (21/11). Pada Selasa (19/11), Menperin Agus bersama jajaran melakukan one on one meeting dengan direksi LG Chemical. Dari hasil pertemuan tersebut, LG Chemical berkomitmen menanamkan investasinya senilai US$ 2,3 miliar. “LG ingin melakukan investasi di ASEAN. Indonesia merupakan salah satu yang menjadi fokus,” ungkap Agus. Menurut Menperin, LG Chemical sudah melakukan kajian-kajian awal agar investasinya di Indonesia dapat sukses dan sesuai rencana. Korporasi raksasa asal Negeri Ginseng itu juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan studi terkait penggunaan baterai listrik pada sepeda motor dalam mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.


Baca Juga: Demi daya saing industri tekstil, Jokowi siapkan kawasan apparel park Agus pun mengungkapkan, pihaknya menyambut baik rencana LG tersebut dan menyarankan untuk memilih Surabaya, Jawa Timur sebagai wilayah yang akan diuji coba dengan penggunakan motor berbaterai besutan LG Chemical.

“Surabaya sangat ingin untuk mendukung lingkungan yang sehat. Ini merupakan satu kesatuan yang diharapkan sesuai dengan harapan LG dan Indonesia, yang sama-sama saling menguntungkan," ujarnya. Substitusi Impor Menperin menambahkan, Kemenperin juga terus berupaya melakukan penjajakan peluang investasi sektor industri dari perusahaan-perusahan top di Korsel yang belum memiliki kegiatan produksi di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan substitusi produk impor. Salah satu yang telah dijajaki adalah SK Group. “SK Group sangat antusias berinvestasi di Tanah Air, pada sektor industri. Mereka akan mengirimkan timnya untuk fokus menentukan industri mana yang akan mereka pilih dan mencari mitra di dalam negeri untuk bekerja sama membangun industri,” tuturnya.

Baca Juga: Pebisnis Otomotif Jepang Gelontorkan Investasi di Indonesia premium Menperin berharap, SK Group bisa mengembangkan industri petrokimia di Indonesia Tanah Air. Hal ini bertujuan agar menekan impor produk petrokimia yang dibutuhkan untuk bahan baku industri di dalam negeri. “Untuk itu, mereka sedang mempelajari kemungkinan untuk menanamkan modalnya di Tanah Air,” terangnya. Saat ini, SK Group bergerak pada tiga kelompok bisnis, yakni energi dan kimia (45%), komunikasi dan teknologi informasi (ICT) dan semi konduktor (37%), serta jasa dan logistik (18%). “Kami mengejar investasi sektor petrokimia sebagai upaya mensubstitusi produk impor untuk kebutuhan dalam negeri,” tegasnya. Hampir 6 juta ton kebutuhan bahan baku petrokimia diserap pasar dalam negeri, sementara pasokan produksi dari domestik hanya sanggup memenuhi 2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini