KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (
META) menargetkan dua proyek yang tengah mereka garap bisa ramoung dan beroperasi di tahun ini. Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk mengungkapkan, unit bisnis META di sektor tol yakni PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), akan mengoperasikan pembangunan jalan tol layang A.P. Pettarani, Makassar dengan panjang 4,3 kilometer (km) tahun ini. "Pembangunan jalan tol layang pertama di luar Pulau Jawa ini telah dimulai sejak akhir April 2018 tanpa adanya pembebasan lahan dengan progres penyelesaian proyek mencapai 61,92% hingga 6 Februari 2020," katanya kepada kontan.co.id Minggu (23/2).
Baca Juga: Porsi Acset Indonusa (ACST) minoritas di JORR elevated BMN bersama dengan pemerintah daerah menginisiasi pembangunan jalan tol layang A.P. Pettarani untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia. Deden mengatakan, dalam proyek yang memiliki nilai investasi Rp 2,2 triliun ini, BMN mendapatkan fasilitas kredit sindikasi dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar). Sementara dalam hal pembangunan proyek, BMN menggandeng sejumlah mitra yakni Nippon Koei dan Indo Koei sebagai konsultan dan PT Wika Beton Tbk. sebagai kontraktor proyek. "Saat ini, BMN memberikan layanan kepada 56.382 pengguna jalan tol. Diharapkan saat jalan tol layang Pettarani beroperasi, diperkirakan akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 135% terhadap BMN," ungkapnya. Tol layang Pettarani dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani yang dimulai dari akhir jalan tol seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukkang, Jl. Hertasning dan berakhir di sebelum Persimpangan Jl. Sultan Alauddin. Dengan tergabungnya tol Pettarani dengan tol eksisting, maka seluruh ruas seksi I – III berubah menjadi sistem operasi terbuka dengan total panjang 10,4 km. Proyek lain yang targetkan kelar tahun ini adalah bisnis di sektor energi. PT Inpola Meka Energi (IME) yang merupakan anak usaha dari PT Energi Infranusantara (EI), juga akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) yang berada di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Sumatera Utara dengan total kapasitas 15 MW. Pembangkit ini menggunakan aliran sungai dan merupakan jenis pembangkit terbarukan yang bebas polusi. Total investasi dari pembangunan proyek ini sebesar Rp 420 miliar. Progres pembangunan PLTM yang memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 519,34 km2 dengan panjang sungai utama 47,5 km ini telah mencapai 83% hingga Januari 2020 dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Saat beroperasi, PLTM Lau Gunung akan melayani kurang lebih 10,000 rumah tangga di 2 wilayah kabupaten Dairi dan kabupaten Karo, Sumatera Utara. Melalui pembangunan dan pengoperasian proyek ini, META ikut berkontribusi dalam mendukung program pemerintah pusat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi sekaligus mendukung kehandalan pasokan listrik ke kabupaten Dairi. Dengan beroperasinya PLTM Lau Gunung, secara total EI akan memiliki total kapasitas 30 MW dan akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 50% terhadap EI.
Baca Juga: Garap tol JORR Elevated, bisnis tol Nusantara Infrastructure (META) makin panjang Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat