KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun pada tahun lalu, naik 24% year on year (yoy). Tahun ini, pendapatan ditargetkan bisa tumbuh 8,4%. Untuk itu, perusahaan mulai menggeser haluan bisnis dari fishery (perikanan) ke consumer goods (barang konsumsi). Sekretaris Perusahaan DPUM Denny Yuniarto mengatakan, tahun ini, DPUM mematok target pertumbuhan penjualan lebih konservatif. Menurutnya, fokus perusahaan tahun ini adalah memperbesar porsi ekspor dan pengembangan produk. “Tahun lalu, kami leading fisheries company di Indonesia. Sekarang kami ubah posisinya, bukan hanya skala Indonesia lagi, tapi menjadi skala dunia,” tutur Denny, Rabu (24/1).
Untuk mewujudkan target tersebut, DPUM akan menggaet pasar baru di segmen produk value added dan premium. Sebelumnya, perusahaan lebih banyak melakukan jual-beli (trading) ikan. Perlahan, porsi jual-beli ikan akan dikurangi, dan menambah variasi produk dengan udang dan cumi baik dalam bentuk utuh maupun potong. Adapun produk value added yang mulai diproduksi oleh DPUM adalah produk breaded seperti tempura, ebifry, dan ebi fitter. Pada klasifikasi premium, DPUM juga memiliki produk cumi bernama pinneaple cuttlefish. Melalui perubahan segmen produk ini, lini bisnis perusahaan perlahan juga bergeser dari bisnis perikanan ke barang konsumsi. Menurut Denny, perubahan segmen bisnis ini dijalankan mengingat pasar di level value added product dan premium product lebih stabil. Infrasturktur penunjang pengembangan produk pun telah disiapkan. Saat ini, DPUM memiliki pabrik di Pati, Jawa Tengah yang mencakup lima divisi plan dan cold storage. Kelima plan tersebut digunakan untuk produksi udang, cumi, sashimi, cooked product, dan value added product.