Dua seri SUN seri acuan capai harga tertinggi



JAKARTA. Harga seri acuan (benchmark) surat utang negara (SUN) merangkak naik. Data ekonomi makro Indonesia pada beberapa minggu terakhir jadi katalis positif kenaikan harga SUN. Bahkan dua dari empat seri acuan mencapai harga tertinggi sejak awal tahun (year to date/ytd).Mengutip data Inter Dealer Market Association (IDMA) di Bloomberg, ke dua seri tersebut yaitu pertama seri FR0070 (tenor 10 tahun) yang hari ini (20/2) senilai 100,437, naik 1,15% sejak awal tahun. Kedua, seri FR0071 (tenor 15 tahun) yang naik 0,77% ytd menjadi 101,36.Seri acuan lainnya, FR0068 justru terkoreksi tipis 0,003% menjadi 94,736. Namun jika dibandingkan pada harga awal Februari tahun ini, seri FR0068 (tenor 20 tahun) kemarin, telah naik 5,5%. Sedangkan pada seri FR0069 (tenor 5 tahun), naik 1,28% menjadi 100,39. Ini mendekati nilai tertinggi sejak awal tahun senilai 100,423 pada 17 Februari 2014.Assistant Vice President Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet bilang meski harga SUN seri acuan sudah cukup tinggi, ia menyarankan agar investor menahannya terlebih dahulu. Yudistira yakin harga masih bisa naik atau cenderung stabil setidaknya hingga Februari akhir.“Valuasi kita, untuk FR0070 investor bisa melepas jika yield–nya sudah di level 8,29%,” ujarnya. Kemarin yield FR0070 masih sebesar 8,309% (lihat infografik). Sedangkan valuasinya untuk FR0071, investor bisa melepas jika yield telah mencapai 8,7%.Prediksi Yudistira, harga SUN seri acuan pada minggu ini cenderung stabil karena lelang yang diadakan pekan depan oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) berupa surat utang negara syariah.Saat lelang surat utang negara syariah, harga SUN termasuk seri acuan cenderung stabil bahkan meningkat. “Lelang SUN konvensional baru pada awal Maret. Mendekati waktu itu, harga SUN seri acuan akan kembali dimainkan pasar supaya murah saat diadakan lelang,” tambahnya.Yudistira menganalisis kenaikan harga SUN ini hingga mencapai level tertinggi ytd, salah satunya disebabkan oleh dipakainya acuan kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) oleh pasar keuangan Singapura menggantikan Non Deliverable Forward (NDF).Lanjutnya, langkah tersebut membuat investor asing yakin terhadap pergerakan rupiah. Maka, pasar obligasi yang dipengaruhi oleh kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menjadi lebih menarik bagi investor asing karena sudah ada kejelasan arah rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie