Dua sisi mata pedang FOMC bagi rupiah



JAKARTA. Penantian hasil rapat bulanan bank sentral AS Federal Reserve (FOMC) sebenarnya bisa mengangkat rupiah terhadap dollar AS. Tapi, tekanan dari pasar eksternal masih besar dan menggerus kekuatan rupiah.

Di pasar spot, Selasa (26/4) valuasi rupiah terkikis 0,05% ke level Rp 13.205 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah justru terangkat 0,15% ke level Rp 13.215 per dollar AS.

“Karena sebenarnya dari sisi antisipasi FOMC justru menguntungkan rupiah akibat posisi USD yang tidak prima,” kata Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.


Hanya saja, di sisi lain, antisipasi FOMC juga turut membuat pelaku pasar menghindari pasar emerging. Di sinilah kemudian rupiah tertekan.

Menduga pergerakan Rabu (27/4) pelemahan tipis rupiah masih terbuka. Penekannya datang dari dugaan sajian data pemesanan barang tahan lama inti AS yang diduga tumbuh dari minus 1,3% menjadi 0,6%.

“Jika data AS positif, USD akan sedikit terangkat dan menekan rupiah,” duga Putu. Namun hal tersebut tidak akan menekan rupiah dalam karena pasar akan semakin berhati-hati mengingat penantian hasil FOMC di depan mata.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia