Dua skenario penggunaan energi di pabrik Pusri Tanjung Api Api



Jakarta. PT Pupuk Sriwijaya Holding (Pusri) terus menggodok rencana pembangunan pabrik cluster di wilayah pelabuhan international Tanjung Api-Api, Sumatra Selatan. Direktur Teknik Pengembangan PT Pupuk Sriwijaya Holding, Mustafa mengatakan ekspansi ini bertujuan menggantikan Pabrik Pusri III dan IV.Saat ini Pusri sedang mempertimbangkan dua skenario penggunaan energi. Pertama, apabila pabrik ini menggunakan bahan baku gas alam, kapasitas produksi pabrik pupuk jenis Amonia mencapai 2 kali 2.000 MPTD atau sekitar 1.320.000 ton per tahun. Produksi urea akan mencapai 2 kali 3.500 MPTD atau sekitar 2.310.000 ton per tahun.Dalam setahun pabrik membutuhkan gas alam sebanyak 60,06 BSCF. Sedangkan dalam kurun 20 tahun pabrik ini membutuhkan gas alam sekitar 1,2 TSCF. "Biaya investasi penggunaan gas alam ini mencapai 1,4 miliar US$ dolar," ujar Mustafa.Kemungkinan kedua, pabrik ini akan menggunakan sumber energi batu bara. Kapasitas pabrik dalam memproduksi Amonia mencapai 2 kali 1.670 MPTD atau sekitar 989.600 ton per tahun. "Kapasitas produksi urea mencapai 2 kali 2.500 MPTD atau, 1.000.500 ton per tahun," tuturnya.Kebutuhan batubara mencapai 5 juta ton per tahun. Sedangkan selama 20 tahun pabrik ini berproduksi, membutuhkan 100 juta ton. Diperkirakan biaya investasinya akan mencapai sekitar US$ 1,8 miliar. Saat ini, Pusri masih menghitung mana yang lebih efisien. "Pelaksanaan proyeknya pada tahun 2015 sampai 2018," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: