Dua staf diplomatik AS di India meninggal akibat Covid-19, 100 orang lebih positif



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Ada wabah virus corona besar-besaran yang melanda staf diplomatik AS di India. Melansir CNN, dua staf diplomatik AS yang bekerja secara lokal meninggal dunia dan lebih dari 100 orang dinyatakan positif dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut dua sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada CNN, India memang tengah berjuang untuk mengatasi lonjakan dramatis penyakit mematikan tersebut.

Tingkat kasus Covid-19 yang dilaporkan di India telah mencapai rekor tertinggi global selama lima hari berturut-turut. Kondisi tersebut membuat rumah sakit kehabisan tempat tidur, obat-obatan menipis, stok ventilator dan oksigen habis, dan ribuan orang telah meninggal dunia. 


CNN memberitakan, sumber tersebut tidak memberikan perincian di negara bagian mana staf tersebut meninggal dan dinyatakan positif. Akan tetapi, AS mengoperasikan lima konsulat di berbagai kota dan kedutaan besar di ibu kota New Delhi.

Baca Juga: Korban Covid-19 terus melonjak, India tebang pohon di taman kota untuk kremasi

Menurut sumber tersebut, personel AS, anggota keluarga dan staf yang bekerja secara lokal di India baru mulai menerima vaksin Covid mereka dalam dua minggu terakhir. Dalam enam minggu terakhir - bahkan ketika tingkat kasus India meningkat dan staf belum divaksinasi - ada dua perjalanan tingkat tinggi oleh pejabat pemerintahan Biden ke negara itu.

Sumber mengatakan kepada CNN bahwa beberapa staf merasa frustrasi karena mereka merasa tidak diberi informasi yang jelas tentang kapan misi diplomatik AS akan menerima vaksin. Mereka merasa tidak diprioritaskan karena banyak staf diplomatik di Eropa dan AS telah menerima vaksinasi.

Mengutip CNN, ada frustrasi pada awal tahun ini yang dirasakan para diplomat di luar negeri tentang kecepatan mereka mendapatkan vaksin. Hal ini memang diakui Menteri Luar Negeri Tony Blinken dalam sambutannya pada Februari. 

Baca Juga: WHO: Varian Covid-19 India atau B.1.617 sudah muncul di 17 negara

Namun, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan di awal bulan ini bahwa pada 18 April, departemen (telah) menyelesaikan penyebaran vaksin ke semua pos AS di luar negeri.

Kedutaan AS di India merujuk CNN ke Departemen Luar Negeri AS untuk dimintai komentar.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Deplu tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan karyawannya.

"Kami terus memantau situasi dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan karyawan kami, termasuk menawarkan vaksin kepada karyawan," kata mereka.

Selanjutnya: Masuk Indonesia tanpa karantina, WNI dari India bayar mafia di Bandara Soetta

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie