Dubes Nadjib Riphat menghadap Pesiden siang ini



JAKARTA. Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema telah tiba di Tanah Air. Ia dijadwalkan langsung menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pukul 11.00 WIB di Kantor Presiden, Rabu (20/11). Ia dipanggil pulang ke Indonesia berkaitan dengan terungkapnya aktivitas penyadapan telepon genggam Presiden dan Ibu Negara oleh badan intelijen Australia pada tahun 2009 lampau. Nadjib sendiri telah tiba di Jakarta pada Selasa (19/11) malam. Ia diminta pulang oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa. Nadjib akan dimintai keterangan oleh Presiden dan jajarannya tentang aktivitas penyadapan dan sekaligus melakukan konsultasi dengan Dubes Indonesia untuk Australia ini perihal tindakan selanjutnya yang akan diambil terhadap Australia. Sejauh ini, baik SBY maupun Marty menilai tindakan penyadapan Australia tersebut telah merusak dan mencederai kemitraan strategis Indonesia dengan Australia sebagai sesama negara demokrasi. Sehingga pemanggilan Dubes Indonesia untuk Australia sebagai bentuk kecaman dan kekecewaan pemerintah Indonesia terhadap Australia, Menurut Marty, pemerintah Indonesia tidak dapat menerima alasan apa pun yang digunakan negeri tetangga tersebut untuk menyadap para pemimpin Indonesia dengan alasan kepentingan nasional Australia. "Ini melanggar hukum internasional, dan jelas melanggar rasa persahabatan antara kedua Negara," kata Marty. Marty telah memanggil Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Australia di Jakarta dan melakukan pembahasan bersama pihak Kemenlu Australia beberapa waktu lalu di India. Menurut Marty, ia telah berkomunikasi dengan pihak Menlu Australia selama kurang lebih 2 jam. "Kami sampaikan bahwa kita tidak bisa membiarkan permasalahan ini terus menggantung seperti ini dan mengharapkan hubungan bisa normal seperti sedia kala," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan