Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu, BSSN Lakukan Analisis dan Forensik Digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor.  Seorang peretas dengan nama anonim Jimbo mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.

Terkait dengan adanya dugaan insiden kebocoran data tersebut, Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra, mengatakan, BSSN telah melakukan komunikasi dan koordinasi kepada pihak KPU terkait upaya investigasi berkenaan dengan dugaan yang dialami.

"Dalam penanganan insiden siber yang terjadi di KPU, BSSN sedang melakukan analisis dan forensik digital dari sisi aplikasi dan server untuk mengetahui root couse dari insiden siber yang terjadi," ujar Ariandi saat dikonfirmasi, Jumat (1/12).


Baca Juga: KPU Diminta Lakukan Investigasi Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu

Dia menambahkan, BSSN berkoordinasi intens dengan pihak KPU dan siap untuk memberikan asistensi. Serta rekomendasi peningkatan keamanan terhadap sistem informasi milik KPU.

"Hasil investigasi serta perkembangan tindak lanjut dari dugaan insiden kebocoran data akan disampaikan langsung oleh KPU selaku penyelenggara sistem elektronik," ucap Ariandi.

Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan, KPU mengetahui informasi terkait adanya pihak yang menjual data yang diduga milik KPU sejak hari Senin, 27 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah mendapatkan informasi tersebut, KPU langsung menginformasikan kepada BSSN, Bareskrim dan instansi terkait lainnya.

Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Elektabilitas Prabowo 38,9%, Ganjar 37%, Anies 19,9%

KPU kemudian melakukan pengecekan terhadap sistem informasi yang disampaikan oleh Threat Actor, yaitu Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) dan menonaktifkan akun-akun pengguna Sidalih sebagai upaya penanganan peretasan tersebut lebih lanjut.

KPU senantiasa berkoordinasi dengan BSSN, Bareskrim, Pihak Pengembang, dan instansi terkait lainnya untuk mendapatkan data-data dan bukti-bukti digital terkait informasi data breach tersebut. 

KPU memberikan akses seluas-luasnya kepada tim tanggap insiden untuk bersama-sama melindungi dan mencegah terjadinya penyebaran data pemilih.

"Berdasarkan hasil pengecekan bersama, saat ini beberapa analisis sedang dijalankan seperti analisis log akses, analisis manajemen pengguna, dan analisis log lainnya yang diambil dari aplikasi maupun server yang digunakan untuk mengidentifikasi pelaku, jika benar melakukan peretasan terhadap Sistem Informasi Data Pemilih,” jelas Betty. 

Baca Juga: Pemilu 2024 Sebentar Lagi, Ini Jadwal dan Tahapannya

Selain dugaan kebocoran data DPT Pemilu, sebelumnya pada tahun ini ada juga dugaan kebocoran data pendaftaran Kartu SIM telepon Indonesia dengan melakukan koordinasi bersama ekosistem pengendali data. Serta ada juga dugaan kebocoran data kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli