KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Supermax Corp Bhd, produsen sarung tangan medis asal Malaysia yang dituduh menggunakan kerja paksa, mengungkapkan bahwa perusahaan sejauh ini telah membayar sekitar US$ 6 juta kepada pekerja migran untuk menutupi biaya perekrutan dan biaya lainnya. Tuduhan kerja paksa yang dilakukan Supermax memang berdampak buruk pada bisnis perusahaan. Setidaknya, Amerika Serikat (AS) telah melarang impor produk Supermax sejak Oktober 2021. terbaru, Kanada juga mengakhiri kontrak pasokan sarung tangan dengan Suparmax di bulan lalu karena tuduhan tersebut. Selain dana untuk menutupi biaya perekrutan yang dibayar pekerja migrannya, Supermax mengatakan telah melakukan pembayaran goodwill satu kali masing-masing sebesar 5.000 ringgit atau setara US$ 1.200 kepada semua pekerja saat ini pada Senin (7/2). Kabarnya, mantan pekerja Supermax juga akan menerima jumlah yang sama.
Dugaan Kerja Paksa, Supermax Malaysia Bayar Kompensasi US$ 6 Juta ke Pekerja Migran
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Supermax Corp Bhd, produsen sarung tangan medis asal Malaysia yang dituduh menggunakan kerja paksa, mengungkapkan bahwa perusahaan sejauh ini telah membayar sekitar US$ 6 juta kepada pekerja migran untuk menutupi biaya perekrutan dan biaya lainnya. Tuduhan kerja paksa yang dilakukan Supermax memang berdampak buruk pada bisnis perusahaan. Setidaknya, Amerika Serikat (AS) telah melarang impor produk Supermax sejak Oktober 2021. terbaru, Kanada juga mengakhiri kontrak pasokan sarung tangan dengan Suparmax di bulan lalu karena tuduhan tersebut. Selain dana untuk menutupi biaya perekrutan yang dibayar pekerja migrannya, Supermax mengatakan telah melakukan pembayaran goodwill satu kali masing-masing sebesar 5.000 ringgit atau setara US$ 1.200 kepada semua pekerja saat ini pada Senin (7/2). Kabarnya, mantan pekerja Supermax juga akan menerima jumlah yang sama.