Dugaan Trump, ledakan Beirut tampaknya berasal dari 'serangan bom'



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Selasa (4/8/2020) mengatakan, ledakan dahsyat di Beirut kemungkinan merupakan serangan bom. Padahal, para pemimpin Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh bahan peledak tinggi yang telah disimpan di gudang-gudang di ibukota selama bertahun-tahun.

"Amerika Serikat siap membantu Lebanon," kata Trump pada pertemuan singkat Gedung Putih mengenai ledakan Selasa, yang menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

"Sepertinya serangan yang mengerikan."


Baca Juga: Horor ledakan di Beirut Lebanon, korban tewas terus bertambah

Mengutip Reuters, ketika ditanya tentang penggambaran ledakannya, Trump mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan beberapa jenderal AS yang merasa ledakan itu bukan semacam jenis ledakan manufaktur. Dia mengatakan kepada wartawan, "Menurut para jenderal yang tidak disebutkan namanya ini, ledakan itu tampaknya adalah serangan. Itu semacam bom.”

Dua pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tidak jelas di mana Trump menerima informasi tersebut. Akan tetapi, informasi awal tampaknya tidak menunjukkan bahwa ledakan itu adalah serangan.

Baca Juga: Ledakan dahsyat guncang Beirut, 50 tewas 2.750 terluka

Para pejabat mengatakan informasi sejauh ini hanya berasal dari pejabat Lebanon kepada publik. Mereka menambahkan, masih dini untuk menyimpulkan penyebab ledakan dan jawabannya dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan dan mengatakan hal itu "tidak dapat diterima".

Perdana Menteri lebanon Hassan Diab mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, akan ada pertanggungjawaban atas ledakan mematikan di "gudang berbahaya".

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie