Duh! Alarm waspada terus menyala di bursa



JAKARTA. Pasar saham Indonesia kembali anjlok terseret prospek negatif perekonomian global. Indeks Harga Saham Gabungan, Senin (4/6), ditutup merosot 3,82% menuju 3.654,58. Ini adalah posisi terburuk IHSG sejak 28 November 2011.

Hampir tak ada sentimen positif yang mampu mengangkat indeks saham domestik. Selain meredupnya prospek ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi China yang melambat, menekan indeks saham sedunia, termasuk IHSG.

Bayangan suram crash pasar saham di 2008 mulai muncul. Di dalam negeri, para pemodal mancanegara terus melepas asetnya di pasar saham. Selama dua bulan terakhir, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di Bursa Efek Indonesia senilai Rp 9,16 triliun. Selama Mei tahun ini, net sell asing mencapai Rp 7,69 triliun.


Catatan dana asing itu, lebih buruk daripada krisis 2008 silam. Pada Oktober 2008, yang merupakan puncak kejatuhan IHSG, pemodal asing justru mencetak pembelian bersih atau net buy di BEI senilai Rp 4,14 triliun.

Tetap tenang

Namun, persentase koreksi IHSG saat ini jauh lebih rendah dibandingkan saat IHSG terjungkal empat tahun lalu. Pada 28 Oktober 2008, indeks sempat menyentuh 1.111,39, anjlok 60,73% dari posisi tertinggi indeks saham di tahun yang sama, yakni 2.830,26. Sedangkan, posisi IHSG kemarin terpangkas 13,48% dari level puncak IHSG sepanjang sejarahnya, yakni 4.224.

Pemerintah meminta pelaku pasar modal tenang menghadapi situasi saat ini. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan penurunan IHSG belakangan ini tak begitu mengkhawatirkan. Dia meyakini koreksi tersebut bersifat sementara. "Yang penting pasar modal tetap dijaga supaya sehat dan transparan. Jadi saya tidak khawatir," kata Agus, kemarin.

Analis senior Harvest International Futures, Tonny Mariano Soe, berpendapat, selama IHSG bergerak di bawah 3.720, maka potensi indeks menuju 3.608 hingga menembus 3.437 masih terbuka.

Secara teknikal, Ellen May, praktisi pasar saham menimpali, laju IHSG telah mematahkan support kuat di 3.800 dan mencoba support berikutnya 3.600. Jika level ini ditembus, IHSG berpotensi mengarah ke 3.350.

Pasar terus mencermati perkembangan Eropa dan AS (lihat infografik). Jika kondisi Eropa memburuk, "Indeks berpotensi menuju 3.270," prediksi David Cornelis, pengamat pasar modal.

Meski sejumlah saham sudah menyentuh level terendah ketika krisis 2008, analis Askap Futures Kiswoyo Adi Joe melihat, posisi IHSG masih baik. "Indeks masih di atas 3.000-an," kata Kiswoyo. Menurutnya, investor bisa masuk secara bertahap.

Menurut Ellen, investor berkarakter jangka panjang bisa masuk ke saham-saham yang harganya sudah terdiskon. Ia mencontohkan di sektor perkebunan, ada LSIP yang sudah merosot 23%, dari posisi tertingginya, tiga bulan lalu.

Di sektor batubara, ITMG, harganya sudah menyusut 30% dari posisi tertinggi layak dicermati. Pertimbangkan pula ANTM, ASII, AISA, BBRI, ASRI dan SMGR. Jika ingin trading, saham defensif seperti KLBF dan JSMR, bisa jadi pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri